REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Pertamina (Persero) tengah memproses akuisisi lima aset blok migas dari luar negeri untuk mencapai target produksi minyak sebanyak 2,2 juta (barel oil equivalent per day/ boepd) pada 2025.
"Intinya kita kejar supaya tercapai target yang 2,2 juta boepd, tidak mendefinisikan sumber dari mana, jadi kita harus mencari dari luar negeri, saya sampaikan sekarang kita sedang mengerjakan empat sampai lima untuk akuisisi dari luar negeri," kata
Wakil Presiden Senior Pengembangan Bisnis Hulu Pertamina Denie S Tampubolon. Denie dalam workshop media di Bogor, Jumat menjelaskan akuisisi blok-blok migas dari luar negeri yang mencapai 70 persen itu perlu diupayakan karena waktu pencapaian target itu pun terbatas.
"Waktu kita buat 'assessment' (penilaian) kelihatan lebih terbatas, jadi apakah harus dari luar negeri, tidak juga karena hasilnya juga akan terbatas," katanya.
Ia menyebutkan dari hasil akuisisi tersebut diproyeksikan akan menambah produksi minyak sekitar 18.000-20.000 boepd per tahunnya.
Sementara ekspansi telah dimulai sejak Januari 2002 melalui kontrak kerjasama pada Blok 10 dan 11.1 Vietnam dengan pola kerjasama yang diawali dengan "government to government".
Selanjutnya, dia menambahkan, diikuti dengan Blok SK-305 di Malaysia pada Juni 2003 serta Blok 3 Western Desert Irak, Blok 13 Read Sea, Sudan, Blok 123-3 Sirte Onshore, Blok 17-3 Sabratah Offshore dan Blok 3 Offshore Qatar.
"Akhirnya pada November-Desember 2013 Pertamina mengakuisisi aset di Aljazair dan Irak," katanya.
Ia menyebutkan dari Aljazair Pertamina peroleh sekitar 23.000 boepd dan ditargetkan sebesar 25.000 boepd pada 2014. Adapun di Irak Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10 persen, sedangkan produksi lapangannya ditargetkan akan meningkat dari 400.000 boepd pada 2014 menjadi 1,6 juta beopd pada 2020.
Denie mengatakan akan memprioritaskan rencana akuisisi pada aset-aset yang dapat segera memberikan tambahan produksi minyak kepada Pertamina, yaitu blok-blok yang sudah berproduksi dan atau dalam tahap pengembangan serta memiliki cadangan minyak yang signifikan.
Tentu saja, lanjut dia, aksi-aksi korporasi tersebut dilakukan dengan proses bisnis yang secara komprehensif memperhatikan seluruh aspek teknis dan komersial, termasuk mitigasi risiko.
"Nanti saya akan cari akuisisi tahun ini dan tahun depan seperti apa tipe asetnya karena 600.000 boepd itu kita 'log in' (masukan) sebagai target kita, sekaligus memperluas peluang kerjasama dengan IOC dan NOC," katanya.
Pertamina menargetkan 2,2 juta boepd pada 2025 dengan target kontribusi mencapai 600.000 boepd dari luar negeri.
"Kalau dapat yang 'growth'-nya (pertumbuhannya) lebih kecil saya harus pikir bagaimana mencari 'growth' yang bagus, jadi sangat dinamis, akuisis itu seni," katanya.