Rabu 14 May 2014 19:52 WIB

Sony Diperkirakan Akan Merugi Hingga 2015

Rep: Alicia Saqina/ Red: Nidia Zuraya
Kantor Sony (ilustrasi)
Foto: ALL VOICES
Kantor Sony (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Produsen elektronik raksasa asal Jepang, Sony, memperkirakan perusahaannya itu tetap akan merugi hingga tahun 2015. Direstrukturisasi, kerugian Sony pun terlihat, usai produsen elektronik terkemuka dunia itu, hengkang dari bisnis personal computer (PC).

 

Dikutip dari BBC News, Rabu (14/5), perusahaan Jepang itu mengatakan, di tahun depan, pihaknya memperkirakan kerugian bersih yang nilainya mencapai 50 miliar Yen atau setara dengan 489 juta dolar AS. Tak hanya itu, angka tersebut pun menjalar ke kerugian lain senilai 125 miliar yen untuk rentang waktu 12 bulan terakhir, hingga Maret 2014.

Sejumlah nilai kerugian yang dialami Sony ini pun, hingga membawa pada tindakan sang kepala eksekutif Kazuo Hirai, yang dua tahun lalu berjanji untuk mengembalikan kinerja bisnis elektroniknya yang buruk ke arah keuntungan.

 

Perusahaan ini pun telah berjuang untuk memperbaiki unit televisinya yang telah kehilangan untung, sebab persaingan ketat dengan perusahaan kompetitor Asia lain, seperti Samsung Electronics.

 

Tiga peringatan akan laba untuk Sony pun sudah diterbitkan tahun lalu. Jajaran eksekutif Sony pun mau tak mau, harus rela kehilangan bonusnya karena hasil yang lemah.

 

Adapun kerugian yang dialami Sony ini berasal dari merosotnya permintaan terhadap produk andalannya, yakni televisi dan komputer. Sebagai bagian dari restrukturisasi, Sony memutuskan menghentikan langkahnya dari dunia bisnis PC. Sony menjual merk Vaionya pada Japan Industrial Partners, awal tahun ini.

 

Tak hanya sampai di situ, atas kerugian yang dialami, Sony mengumumkan pemutusan hubungan kerja kepada 5.000 pekerja dan telah menjual sejumlah aset lainnya, seperti kepemilikan aset yang berada di AS dan saham pada siaran satelit yang ditaruh di Sky Perfect JSAT Holdings.

 

Perwakilan Kepala Keuangan Sony Kenichiro Yoshida, dalam pertemuan singkat, mengatakan, merupakan hal yang wajar, pihaknya mengundurkan diri dari beberapa unit bisnis elektronik. ''Di tahun-tahun sebelumnya, restrukturisasi itu sebagian besar melingkupi unit bisnis dan bidang manufaktur,'' kata dia.

 

''Namun perbedaannya kali ini, bahwa kita berhenti dari bisnis sepenuhnya,'' tambah Yoshida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement