REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO --- Kurs dolar Amerika Serikat (AS) naik tipis terhadap yen di perdagangan Asia pada Selasa (13/5). Menyusul rekor penutupan di Wall Street, sementara investor menunggu rilis data ekonomi utama dari seluruh dunia.
Greenback berada di 102,27 yen pada perdagangan sore di Tokyo, naik dari 102,09 yen di New York pada Senin sore, sementara euro dibeli 1,3759 dolar dan 140,73 yen, dibandingkan dengan 1,3758 dolar dan 140,50 yen di perdagangan AS.
Para investor berada dalam suasana hati optimis setelah Dow dan S&P 500 di New York berakhir di rekor tertinggi, sementara Nasdaq juga naik, berkat kenaikan pada saham-saham teknologi.
Mata uang tunggal berada di bawah tekanan sejak pekan lalu ketika Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengatakan, ia siap untuk memperlonggar kebijakan moneternya segera ketika blok mata uang itu menderita dari berlanjutnya inflasi lemah.
Pengamat pasar menyatakan ECB sekarang kemungkinan akan dipaksa untuk bertindak pada pertemuan kebijakan bulan depan atau berisiko kehilangan kredibilitasnya dengan pasar-pasar.
Mata sekarang tertuju pada rilis serangkaian indikator penting yang akan diluncurkan hari ini, dimulai dengan produksi industri penjualan ritel dan produksi industri Tiongkok. Itu akan diikuti oleh indikator bulanan sentimen ekonomi Jerman dari ZEW dan penjualan ritel AS untuk April.
Dolar sebagian besar lebih tinggi terhadap mata uang Asia-Pasifik lainnya pada Selasa sore. Greenback menguat menjadi 30,18 dolar Taiwan dari 30,15 dolar Taiwan, menjadi 1,2522 dolar Singapura dari 1,2495 dolar Singapura dan menjadi 43,79 peso Filipina dari 43,76 peso.
Unit AS juga naik menjadi 11.530 rupiah Indonesia dari 11.523 rupiah, tetapi datar pada 32,61 baht Thailand. Dolar AS merosot menjadi 1.022,93 won Korea Selatan dari 1.024,70 won.
Dolar Australia sedikit menurun menjadi 93,55 sen AS dari 93,60 sen, sementara yuan Tiongkok menguat menjadi 16,36 yen dari 16,33 yen
Ikuti Whatsapp Channel Republika