Jumat 09 May 2014 17:19 WIB

'BI Rate Tetap, Ekonomi Masih Stabil'

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus mengungkapkan pandangannya terkait keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate).

Selepas Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (8/5), otoritas moneter mempertahankan BI Rate pada level 7,50 persen seiring upaya menjaga inflasi dan memperbaiki defisit transaksi berjalan. "Dengan tetapnya BI Rate menandakan ekonomi masih dalam kondisi stabil, belum positif," ujar Bobby kepada ROL, Jumat (9/5). 

Sebagai catatan, inflasi sepanjang 2014 diproyeksikan BI sebesar 4,5 plus minus satu persen.  Sampai triwulan I, inflasi tahunan tercatat 7,32 persen atau turun dari triwulan sebelumnya 8,38 persen. Sementara defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2014 tercatat 2,06 persen terhadap PDB atau menurun dari triwulan sebelumnya 2,12 persen terhadap PDB.

"Masih ada risiko defisit transaksi berjalan yang membesar, yang tercermin dari lemahnya pertumbuhan ekspor triwulan I.  Namun, data TW I juga menunjukkan pertumbuhan impor yang lebih melemah.  Hal ini menunjukkan tujuan pengendalian impor telah efektif," kata Bobby. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekspor barang dan jasa triwulan I 2014 sebesar -0,78 persen dibanding triwulan I 2013. Sedangkan pertumbuhan impor dalam kurun waktu yang sama tercatat -0,66 persen.

Lebih lanjut, Bobby mengatakan, dengan merosotnya pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014, sebaiknya dalam triwulan II 2014, BI Rate diturunkan. "Setidaknya 25 basis poin untuk memberikan sinyal adanya keterpaduan dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi penguatan produksi, khususnya yang berorientasi ekspor," ujar Bobby. 

BI Rate telah dinaikkan sejak Juni 2013. Sebelum medio itu, BI Rate berada pada level 5,75 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement