REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM mencanangkan Program Gerakan Ekonomi Syariah (Gres) sebagai salah satu upaya memperluas cakupan pembiayaan syariah khususnya bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) Choirul Djamhari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (7/5), mengatakan Pencanangan Gres yang pertama dilaksanakan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). "Gres di Mataram ini yang pertama dan kami mengambil tema Membumikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pembiayaan Syariah di Bumi 1.000 Masjid atau Pulau Lombok," katanya.
Choirul mengatakan sampai saat ini lebih dari 70 persen pelaku ekonomi di Indonesia belum tersentuh layanan perbankan. Kondisi itu diperparah dengan berkembangnya persepsi di kalangan umat Muslim terkait masalah riba dalam perbankan.
Padahal, kata Choirul, tanpa suntikan modal dari lembaga keuangan formal akan lebih sulit bagi pelaku UMKM untuk berkembang lebih besar sehingga sumber pembiayaan berbasis syariah sudah saatnya dikembangkan. "Kami memilih Kota Mataram, NTB ini sebagai kota pertama bagi pencanangan Gres, lantaran di Kota yang dikenal sebagai Pulau 1000 Masjid ini, tentu mayoritas masyarakatnya adalah Muslim. Jadi pas untuk memulai Gres di sini, lantaran lembaga syariah mempunyai peran strategis. Terlebih NTB adalah Provinsi Penggerak Koperasi," paparnya.