REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 terhadap triwulan I 2013 sebesar 5,21 persen. Demikian disampaikan Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Senin (5/4).
Menurut Suryamin, terdapat tiga lapangan usaha yang mengakibatkan perlambatan ekonomi di tiga bulan perdana 2014. Pertama, lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 3,30 persen. Ini diakibatkan pergeseran musim tanam maupun musim panen pada sejumlah komoditas pertanian.
Kedua, pertambangan dan penggalian tumbuh -0,38 persen. Hal tersebut disebabkan pengaruh pelarangan ekspor mineral mentah seiring amanat UU 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Ketiga, perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 4,59 persen. Dampak pelarangan ekspor mineral mentah pun berimbas pada aktivitas perdagangan, hotel dan restoran.
Sementara, terdapat tiga lapangan usaha penopang pertumbuhan di triwulan I 2014. Pertama, sektor pengangkutan dan telekomunikasi yang tumbuh 10,23 persen. Menurut Suryamin, pertumbuhan di sektor pengangkutan ditopang oleh kinerja perkeretaapian.
"Penambahan rute serta keberadaan double track Jakarta-Surabaya berpengaruh," ujar Suryamin. Sedangkan kinerja telekomunikasi didorong peningkatan konsumsi ponsel yang berujung pada peningkatan penggunaan data.
Kedua, sektor konstruksi tumbuh 6,54 persen. Suryamin menjelaskan, terdapat pembangunan pabrik, termasuk smelter untuk pengolahan mineral mentah. Selain itu, imbas bencana alam pada awal tahun seperti banjir, mengakibatkan kerusakan jalan. "Sehingga ada percepatan untuk memperbaiki," kata Suryamin.
Ketiga, sektor listrik, gas dan air bersih. Menurut Suryamin, permintaan listrik tinggi seiring perhelatan pemilu yang ditandai watt hour yang bertambah. Pun dengan peningkatan porduksi air bersih dan membaiknya pengelolaan PDAM sehingga kebocoran air bisa ditanggulangi.