Ahad 04 May 2014 13:08 WIB

Dekati Ramadhan, Harga Sembako di Medan Mulai Naik

harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)
Foto: Republika-Aditya Pradana Putra
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Harga berbagai barang kebutuhan di Kota Medan, Sumatera Utara, mulai bergerak naik diduga dampak psikologis semakin dekatnya waktu menyambut bulan puasa Ramadhan pada akhir Juni 2014. Pantauan di pasar tradisional di Medan, Ahad (4/5), kenaikan khususnya terjadi pada sayur-mayur seperti cabai, tomat dan bawang merah serta telur ayam ras.

"Harga memang sudah bergerak naik karena pembelian dari pemasok juga sudah lebih mahal dari sebelumnya," kata pedagang di Pasar Inpres Titi Kuning, Medan, N. bre Ginting.

Pemasok, kata dia, mengaku kenaikan harga karena pasokan ketat dari petani di sentra produksi. Harga bawang merah misalnya menjadi Rp23ribu-Rp24ribu per kilogram dari awalnya Rp14ribu-Rp16ribu per kg.

Sedangkan harga cabai merah juga sudah mencapai Rp20ribu hingga Rp24ribu per kg dari Rp12ribu-Rp14ribu per kg sebelumnya. "Tomat juga melonjak tajam menjadi Rp8ribu hingga Rp10ribu dari sebelumnya hanya Rp3.500 hingga Rp4ribu per kg," katanya.

Harga telur ayam ras bahkan ikut naik atau paling murah Rp1.000 per butir dari sebelumnya Rp900 per butir.

"Harga bisa naik lagi karena sudah mau menyambut Puasa Ramadhan, saat permintaan naik," katanya.

Kepala Sub Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini mengakui terjadinya penurunan produksi sayur mayur di sentra produksi akibat pengaruh iklim. Produksi bawang merah misalnya selama triwulan I 2014 hanya 1.544 ton dari periode sama 2013 yang sudah 2.497 ton.

Tomat juga produksinya anjlok sebesar 47,48 persen dari periode 2013 yang sebanyak 31.146 ton menjadi 16.359 ton.

"Penurunan produksi dampak pengaruh perubahan iklim, termasuk masih belum pulihnya hasil tanaman petani di Karo pascaerupsi Gunung Sinabung," katanya.

Distan terus berupaya meningkatkan produksi dan bekerja sama dengan dinas lainnya untuk mengatasi gangguan pasokan.

"Kenaikan harga dikhawatirkan mendorong kenaikan inflasi yang sudah terjadi pada April, yakni Sumut mencapai 0,23 persen," ujar Lusyantini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement