REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anny Ratnawati meyakini angka inflasi bisa terjaga sesuai yang ditentukan dalam Undang Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2014 sebesar 5,5 persen. "Kami yakin inflasi bisa terjaga pada level yang ditentukan dalam dokumen APBN 2014 sehingga bisa menjaga daya beli masyarakat," kata Anny di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (2/5).
Anny mengatakan angka deflasi bulan April 2014 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 0,02 persen disebabkan adanya ketersediaan pangan dan stabilitas harga. Namun menurut dia, masyarakat jangan lengah karena ke depan Indonesia akan memasuki musim kemarau. "Lalu kami melihat ada el-nino yang akan datang," ujarnya.
Dia menduga dampak musim dan cuaca itu tidak akan signifikan pada ketersediaan pangan dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2014 terjadi deflasi 0,02 persen, karena harga kebutuhan pangan mengalami penurunan dan relatif terkendali.
Kepala BPS Suryamin mengatakan penyebab deflasi yang terjadi pada April 2014, karena telah memasuki masa panen, sehingga kebutuhan bahan pangan mencukupi dan distribusi tidak mengalami hambatan berarti. Hal tersebut terlihat dari kelompok bahan makanan yang menyumbang andil deflasi 0,22 persen diikuti kelompok sandang yang ikut terkena deflasi sebesar 0,02 persen.
Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari-April 2014 tercatat 1,39 persen dan inflasi secara tahunan (yoy) mencapai 7,25 persen. Selain itu, inflasi komponen inti pada April tercatat 0,24 persen dan secara tahunan (yoy) mencapai 4,66 persen.
Sementara, inflasi inti tercatat 0,14 persen, inflasi harga diatur pemerintah mencapai 0,06 persen, dan harga bergejolak ikut menyumbang deflasi seperti inflasi umum, yaitu 0,22 persen.