REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pra studi kelayakan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Aneka Tambang Tbk dan PT Freeport Indonesia (PTFI) telah selesai. Rencananya, kapasitas smelter akan ditingkatkan dari 300 ribu ton menjadi 400 ribu ton.
Direktur Utama PT Antam Tbk Tato Miraza mengatakan, selesainya tahap awal studi kelayakan akan diumumkan bersama dengan PTFI.
Tato menerangkan, setelah selesai pra-FS itu akan dilanjutkan dengan FS. Yang dikaji dalam pra-FS itu kajian dalam ranah tekno ekonomi
Dia mengatakan, lokasi pembangunan smelter masih belum ditentukan. Pasalnya, tempat pembangunan smelter itu akan ditentukan dalam kajian FS. "Ini kan baru pre-FS, nanti di FS, hasilnya baru disitu ketahuan," kata Tato seusai diskusi Hilirisasi Mineral, Kelistrikan, dan Solusi, Jakarta, Rabu (30/4).
Dia menuturkan, saat ini sudah ada beberapa lokasi yang direncanakan akan dijadikan tempat pembangunan smelter. Beberapa lokasi tersebut akan dikaji kembali dalam studi kelayakan.
Tato melanjutkan, kapasitas produksi smelter yang akan dibangun mencapai 400 ribu ton. Sebelumnya, direncanakan berkapasitas 300 ribu ton dengan nilai investasi 2,2 miliar dolar AS.
Dia enggan untuk membeberkan berapa daya yang akan digelontorkan untuk membangun smelter berkapasitas 400 ribu ton itu. Namun, nilai investasinya, menurut Tato akan lebih murah dengan menggunakan teknologi yang dimiliki Antam.