REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak global naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), didukung oleh ketegangan atas krisis Rusia-Ukraina dan ekspektasi penurunan persediaan komersial Amerika Serikat di terminal utama Cushing.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 44 sen menjadi ditutup pada 101,28 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni berakhir pada 108,98 dolar AS per barel di perdagangan London, naik dari 86 sen pada penutupan Senin.
"Harga minyak mentah telah kembali ke sisi positif setelah melemah pada Senin dalam apa yang tampak seperti sebuah upaya untuk menegaskan kembali bahwa sanksi ketat terhadap Rusia lebih berbahaya daripada penurunan harga yang tersirat pada Senin," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Harga minyak mentah telah jatuh pada Senin di London, namun sedikit lebih tinggi di New York, karena sanksi Barat yang baru terhadap Moskow lebih ringan dari yang diperkirakan.
Berlanjutnya kerusuhan di Ukraina mendukung harga minyak, tetapi pasar tidak mengantisipasi setiap gangguan pasokan utama, kata analis Andy Lipow. Sanksi yang diumumkan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa "akan memiliki sangat sedikit dampak pada pasokan minyak Rusia."
Lipow mengatakan bahwa antisipasi penarikan lain dalam stok minyak mentah di pusat minyak AS di Cushing, Oklahoma, titik acuan untuk WTI, membantu mendukung harga.
Persediaan di Cushing telah jatuh dalam 11 dari 12 minggu sebelumnya, dan berada pada tingkat terendah sejak Oktober 2009. Pedagang menunggu laporan mingguan minyak dari Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu waktu setempat untuk melihat apakah tren ini terus berlanjut.
Sementara itu, DoE diharapkan akan melaporkan bahwa persediaan minyak mentah, yang berada pada tingkat tertinggi sejak 1931, naik kembali.
Robert Yawger dari Mizuho Securities USA mengatakan, angka yang saling bertentangan, "bullish" dan "bearish" untuk harga, masing-masing bersaing untuk perhatian para pedagang.
"Pasar akan fokus pada satu atau yang lain pada hari tertentu. Saya cenderung untuk berpikir pasar akan lebih fokus pada jumlah di Cushing," katanya.
Citi Evans menyatakan kekhawatiran bahwa "pasar overbought dan sangat bergantung pada ketegangan di Ukraina serta kecenderungan turun di Cushing untuk dukungan." Dia mengatakan itu adalah "rentan dalam hal salah satu dari dukungan ini roboh."
Pedagang juga memantau perkembangan di Libya, di mana perusahaan minyak milik negara National Oil Corporation akan memulai kembali ekspornya dari pelabuhan Zueitina setelah pada Selasa menyatakan mengakhiri "force majeure" yang dikenakan pada terminal yang diblokir oleh pemberontak selama sembilan bulan itu.
Pelabuhan Zueitina memiliki kapasitas ekspor 100.000 barel per hari.