Senin 28 Apr 2014 10:45 WIB

Penguatan Rupiah Masih Terbatas

Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (28/4) pagi bergerak menguat ke posisi Rp 11.555 dibanding sebelumnya Rp 11.565 per dolar AS.

"Laju nilai tukar rupiah kembali mampu berbalik menguat di awal pekan ini seiring mulai melemahnya laju dolar AS seiring dengan pelaku pasar yang kembali khawatir atas geopolitik Ukraina," Kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Senin (28/4).

Menurut Reza, adanya ketegangan di Ukraina itu membuat mata uang yen Jepang mengalami peningkatan dan berdampak pada mata uang di kawasan Asia yang cenderung terapresiasi. Selain itu, kata Reza, jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran juga cenderung bertambah sehingga memberikan tekanan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia.

Dari dalam negeri, lanjut dia, Menteri Keuangan Chatib Basri juga memperkirakan neraca perdagangan Indonesia periode Maret 2014 akan surplus. Inflasi periode April juga diperkirakan masih terkendali, bahkan cenderung deflasi. "Diharapkan perkiraan data tersebut sesuai harapan sehingga membuka tren penguatan," katanya.

Sementara itu, analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pergerakan mata uang domestik terhadap dolar AS masih terbatas dikarenakan investor masih menanti serangkaian data makro-ekonomi Indonesia pada awal Mei mendatang. "Data ekonomi itu akan memberikan petunjuk lebih lanjut bagi industri keuangan ke depannya dalam investasi," kata dia.

Di sis lain, lanjut dia, pelaku pasar uang juga terlihat berhati-hati menanti hasil kebijakan moneter AS pada Kamis (1/5) mendatang, dimana bank sentral AS (the Fed) diprediksi akan melanjutkan kebijakan pengurangan stimulus keuangannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement