Senin 28 Apr 2014 09:07 WIB
Kinerja Sido Muncul

Sido Muncul Bidik Pasar Thailand, Vietnam, dan Jepang

Dirut PT. Sidomuncul Irwan Hidayat menerima penghargaan Nasional HKI langsung dari Wakil Presiden Prof. Dr. Boediono didampingi oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin.
Foto: dokpri
Dirut PT. Sidomuncul Irwan Hidayat menerima penghargaan Nasional HKI langsung dari Wakil Presiden Prof. Dr. Boediono didampingi oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tengah membidik pasar Asia untuk ekspansi menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN. Thailand, Vietnam, dan Jepang menjadi target kerja sama perseroan.

Direktur Utama SIDO, Irwan Hidayat mengatakan, sejumlah perusahaan sudah mengunjungi perseroan untuk melihat potensi kerja sama. Satu perusahaan Jepang mengajak Sido Muncul menjadi penjual produk-produknya dan satu perusahaan asal Thailand yang berminat menjadi distributor Sido Muncul. "Saat ini, prosesnya baru mulai penjajakan," ujar Irwan, seusai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Dengan Jepang, skema yang akan dilakukan adalah melakukan kerja sama. Perusahaan tersebut ingin Sido Muncul menjual produk-produk mereka di Indonesia. Sebagai bentuk kerja sama, perusahaan tersebut juga akan menjual milik Sido Muncul di Jepang.

Untuk perusahaan Thailand, kerja sama yang dilakukan lebih pada distribusi produk. Sido Muncul akan mengekspor produk-produk, seperti Tolak Angin dan minuman berenergi ke Thailand. Perusahaan tersebut nantinya akan memasarkan produk Sido Muncul di wilayah Thailand, Vietnam, dan Kamboja.

Perseroan juga akan melakukan akuisisi perusahaan farmasi untuk mendukung produk-produk farmasi yang ada. Saat ini, ada satu sampai dua perusahaan yang sedang dibidik. "Supaya produk jamu dan farmasi di Sido Muncul ini imbang."

Perseroan menyiapkan dana lebih dari Rp 150 miliar untuk keperluan akuisisi. Dana yang digunakan berasal dari kas internal. Irwan mengatakan, posisi kas perseroan sangat kuat, yaitu hampir Rp 1,4 triliun. Sehingga, pendanaan dari pihak ketiga belum diperlukan. n friska yolandha ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement