Selasa 22 Apr 2014 16:25 WIB

Kinerja BTN Akan 'Mengkilap' Usai Diakuisisi?

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Citra Listya Rini
BTN
BTN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia harus memiliki bank besar. Akuisisi PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk oleh PT Bank Mandiri Tbk dinilai akan menjadikan bank besar.

Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu mengatakan, bank merupakan penyalur kredit. Apabila Indonesia tidak memiliki bank besar investasi dalam negeri akan dibiayai oleh bank asing.

''Pertamina dan PLN merupakan BUMN yang tidak kuat untuk dibiayai bank dalam negeri yang akhirnya dibiayai oleh bank asing,'' kata dia kepada Republika, Selasa (22/4) siang.

Menurut Said, dibutuhkan sekitar Rp 100 triliun per tahun untuk membiayai kredit perumahan. Dari nominal jumbo itu BTN dinilai tidak mampu membiayai. Jika BTN diakuisisi oleh Bank Mandiri akan menjadi bank besar, alhasil akan meningkatkan kredit perumahan. 

Dia berkata, ada tiga persoalan utama dalam akuisisi tersebut. Pertama, proses akuisisi itu termasuk privatisasi atau tidak. Apabila termasuk privatisasi maka harus ada persetujuan dari Komite Privatisasi yakni, Menteri Koordinator bidang Perekonomian. Selain itu juga harus ada persetujuan dari DPR. 

Said mengatakan, akuisisi tersebut akan membuat kinerja kedua bank itu semakin baik. Asalkan BTN tetap eksis sebagai anak perusahaan Bank Mandiri. 

Dia beranggapan BTN seringkali dibebankan kredit perumahan dengan margin kecil namun risikonya besar. Sedangkan bank lain lebih melirik kredit yang margin besar namun risikonya kecil. Alasannya, kredit dari BTN banyak digunakan untuk kredit rumah sederhana. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement