REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Dahlan Iskan menegaskan akuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) dengan Bank Mandiri akan tetap dilanjutkan meskipun gelombang protes terjadi atas rencana tersebut. Menurutnya, akuisisi tersebut untuk kepentingan BTN sendiri agar menjadi lebih besar dari yang sekarang.
“Jalan terus. Pokoknya ya, BTN harus dibuat besar karena BTN selama ini terlalu kecil untuk bisa mengemban misinya,” katanya saat ditemui di kompleks istana kepresidenan, Selasa (22/4).
Ia menilai seharusnya BTN merasa butuh dengan rencana akuisisi tersebut.
Ia juga menyakini dengan menyatukan BTN dan Bank Mandiri, nasib para pegawainya pun akan terdongkrak. Karena itu, ia cukup bingung dengan adanya gelombang penolakan dari pegawai dan karyawan BTN atas rencana tersebut.
“Pegawai kok nolak, karyawan kok nolak,” katanya.
Dahlan sempat menjabarkan pemikiran BTN harus dijadikan satu grup dengan Bank Mandiri dengan alasan untuk menolong BTN sendiri. Ia mengatakan kalau BTN terus dibiarkan, tidak akan ada perubahan terutama untuk mendanai sektor perumahan di Indonesia.
“Sesuatu masalah harus dicarikan jalan keluarnya. Dengan adanya satu grup dengan bank mandiri, maka BTN juga akan menjadi besar,” katanya.
Ia juga beranggapan dengan akuisisi ini, Bank Mandiri juga bisa menjadi lebih besar. Menurutnya, Bank Mandiri harus lebih besar begitu pula dengan bank-bank di Indonesia. Terlebih lagi kemajuan ekonomi Indonesia cukup menjanjikan termasuk di sector perbankan.
Diharapkan, dengan semakin besarnya bank-bank di Indonesia maka daya saing dengan perusahaan asing bisa lebih meningkat.
“Apa kita suka kalau nanti bank asing semakin merajalela di Indonesia? Sementara bank kita sendiri tidak mampu melayani perusahaan yang semakin besar,” tanyanya.