REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Prospek industri jamu di Jawa Tengah semakin menjanjikan, ini karena Indonesia memiliki potensi pasar yang baik untuk mengembangkan jamu kepentingan pembeli dan industri.
"Bahkan jamu juga memiliki potensi yang luar biasa untuk mendukung sektor pariwisata, pengunjung pasti akan tertarik dengan produk jamu yang diproduksi di Jawa Tengah," ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia DPD Jateng Stefanus Handoyo Saputro di Semarang, Senin (21/4).
Industri jamu tidak hanya harus dikembangkan di pasar tradisional namun juga hingga internasional, menurutnya ekspor jamu akan menjanjikan salah satunya karena 95 persen bahan baku pembuatan jamu yang berasal dari dalam negeri. Saat ini di Indonesia terdapat 1.247 industri obat tradisional yang di antaranya 129 industri obat tradisional, sedangkan sisanya merupakan usaha kecil obat tradisional dan usaha mikro obat tradisional.
Stefanus mengatakan dari tahun ke tahun nilai ekspor jamu selalu ada peningkatan, periode terakhir tahun lalu memperlihatkan total ekspor jamu 9,7 juta dolar AS dari sebelumnya 8,3 juta dolar AS. "Beberapa tahun terakhir ini permintaan jamu mengalami peningkatan dengan pertumbuhan pangsa pasar yang lebih baik dibandingkan industri farmasi," jelasnya.
Kondisi tersebut terjadi karena masyarakat yang semakin menyadari pentingnya penggunaan bahan alam bagi kesehatan, selain harga yang lebih murah juga memberikan efek samping yang minimal terhadap kesehatan. "Hal tersebut memberikan peluang pasar yang perlu direspon dengan baik oleh pelaku usaha yang bergerak dalam industri jamu," jelasnya.
Diakuinya untuk kendala yang masuk dihadapi oleh industri jamu di antaranya pengembangan dan pemasaran produk, tidak hanya kesulitan menciptakan produk yang berkualitas namun juga menghadapi daya saing pasar.