Rabu 16 Apr 2014 16:49 WIB

Citi: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2014 5,7 Persen

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asia Pacific Economic & Market Analysis, Citi Research, Helmi Arman, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2014 akan berada pada level 5,7 persen.  Salah satu faktor pendorongnya adalah pelaksanaan pemilihan umum 2014. 

"Kita ekspek stimulus pemilu cukup tinggi di kuartal I," ujar Helmi kepada wartawan saat ditemui selepas forum The 14th Annual Citi Economic and Political Outlook Indonesia: The Next Chapter di Jakarta, Rabu (16/4).

Namun demikian, Helmi menyebut pertumbuhan investasi masih akan melambat. Saat ditanya pengaruh perhelatan pemilu terhadap investasi, Helmi mengatakan tergantung kepada sektor investasi dan asal investor. "Kalau saya lihat, kebanyakan kalau invstasi di sektor manufaktur seperti perusahaan Jepang itu mengamati, tapi tak terpengaruh hasil pemilu," kata Helmi.

Managing Director, Chief Asia Pacific Economist Head of Asia Pacific Economic and Market Analysis at Citigroup Johanna Chua menambahkan, kenaikan BI Rate sejak pertengahan tahun lalu jelas memengaruhi investasi pada sejumlah sektor. "Investasi turun tentu memengaruhi pertumbuhan," ujar Johanna. 

Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut pertumbuhan kuartal I 2014 akan berada pada kisaran 5,7 sampai 5,8 persen. Menurut Chatib, faktor pendukung proyeksinya adalah spending (belanja pemerintah) atau kerap disebut konsumsi pemeritah dalam struktur pertumbuhan ekonomi, mulai berjalan.

Efek penyelenggaraan pemilu memiliki dampak walaupun tidak signifikan. Selain itu, kata mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini, perbaikan ekspor mulai terasa. Helmi membenarkan, perbaikan ekspor secara tahunan pun menunjukkan perbaikan dibanding 2013 yang diganggu anjloknya harga komoditas. 

Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, institusinya memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2014 sebesar 5,6 persen. Menurut Purbaya, proyeksi tersebut sejalan dengan pengetatan kebijakan yang dilakukan dari sisi moneter (Bank Indonesia) maupun sisi fiskal (pemerintah). "Ini (5,6 persen) in line dengan stabilisasi yang dijalankan," kata Purbaya. 

Secara kumulatif, Helmi memprediksi pertumbuhan ekonomi 2014 5,3 persen. Pengaruh BI Rate yang tinggi yakni 7,50 persen terasa pada investasi, bukan konsumsi rumah tangga. Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi 2013 tercatat 5,78 persen. Pada 2014 pertumbuhan ditarget 5,8-6,0 persen sebagaimana hasil rapat pemerintah dengan Badan Anggaran DPR Februari silam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement