REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai bank daerah, Bank BJB Syariah ingin terus memperkuat posisi mereka. Khususnya dengan fokus pertumbuhan di tanah sendiri, yaitu Jawa Barat dan Banten.
Menurut Direktur Operasi BJB Syariah, Hamara Adam, perseroan terus mengalami pertumbuhan sepanjang beberapa tahun terakhir. Ia menyebut berdasarkan data hingga akhir Desember 2013, aset BJB Syariah mencapai Rp 4,7 triliun. Sementara DPK mencapai Rp 3,6 triliun dan data yang hampir sama dengan pembiayaan yang dicapai.
"Total FDR kami 96 persen, terbilang sehat dan kami akan pertahankan di level tersebut,'' kata dia, di acara IFN Forum Indonesia, Selasa (15/4). Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan, BJB Syariah berencana membangun 1 cabang dan 15 cabang pembantu di Jabar dan Banten. Atau dengan kata lain ingin menyiapkan cabang di seluruh kabupaten dan kota.
Hanya saja untuk mendorong peningkatan yang lebih besar maka BJB Syariah akan menggandeng induk. Tak heran, menurut dia, BJB Syariah telah menandatangani nota kesepahaman yang memungkinkan kehadiran mereka dalam BJB.
Khususnya apabila nasabah BJB Syariah ingin menyetorkan dana namun di wilayahnya yang terdekat adalah BJB. Dengan sistem host to host seperti ini tak perlu lagi kehadiran staf syariah.
Selain itu kerjasama ini menguntungkan kedua pihak. BJB Syariah lebih mudah dalam menjangkau nasabah, sementara BJB berperan dalam peningkatan kontribusi anak usaha.''Kerja sama ini juga menguntungkan dari segi fee based,'' tutur dia.