REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Hingga Maret 2014, Bank BJB telah menyalurkan kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui linkage dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) senilai Rp 506,1 miliar. Bagi Bank BJB, keterlibatan BPR sangat efektif dalam menjangkau UMKM yang belum tersentuh perbankan.
Direktur Konsumer Bank BJB Arie Yulianto mengakui, tidak mungkin plafon kredit UMKM yang tersedia di Bank BJB bisa menjangkau seluruh UMKM. Kata dia, Bank BJB tentu membutuhkan lembaga keuangan BPR agar bisa menjangkau UMKM yang tersebar di daerah-daerah.
Menurut dia, dalam merealisasikan program linkage, Bank BJB telah bermitra dengan 76 BPR yang tersebar di Jabar dan Banten. Bahkan, ada juga BPR mitra Bank BJB itu yang berkedudukan di Semarang, Surabaya, Solo, Medan, hingga Makassar.
Melalui BPR, papar dia, plafon kredit UMKM yang tersedia di Bank BJB bisa tersalurkan dengan maksimal. Saat ini, ungkap Arie, Bank BJB memiliki dua produk, yakni Kredit Modal Kerja BPR (KMK BPR) dan Kredit Investasi BPR (KI BPR). Kedua produk ini selama ini mampu memenuhi kebutuhan BPR, baik untuk kepentingan likuiditas, maupun ekspansi usaha.
‘’Lembaga keuangan BPR-nya pun akan ikut tumbuh dan berkembang melalui program linkage tersebut,’’ ujar Arie dalam acara Gathering bersama rekanan BPR di Menara Bank BJB, akhir pekan lalu.
Arie memaparkan, program linkage dengan BPR ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) tentang pembiayaan dan bantuan teknis dalam pengembangan UMKM. Kebijakan BI itu mensyaratkan perbankan menyalurkan 20 persen dari total kreditnya untuk UMKM.