Selasa 08 Apr 2014 10:49 WIB

Pemasaran Buruk, HTC Merugi

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
HTC.
Foto: JerukNipis
HTC.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pembuat smartphone asal Taiwan HTC Corporation membukukan kerugian kuartal pertama yang lebih besar dari perkiraan analis. Kegagalan pemasaran menyebabkan penjualan perseroan turun.

HTC membukukan rugi bersih 1,88 miliar dolar Taiwan untuk periode Januari hingga Maret. Pada kuartal tahun sebelumnya, HTC membukukan keuntungan sebesar 85 juta dolar Taiwan.

Pada triwulan pertama ini, HTC membukukan penurunan pendapatan sebesar 22,6 persen menjadi 33,12 miliar dolar Taiwan. Hal ini disebabkan oleh pemasaran HTC One yang gagal di pasar. Iklan produk tersebut disambut baik, namun dikritik karena membingungkan. Hal ini membuat pangsa pasarnya terjun bebas.

Meskipun laba turun, HTC akhirnya membukukan kenaikan pendapatan setelah turun selama 28 bulan berturut-turut. Pendapatan perseroan naik 2,16 persen pada Maret. Kenaikan ini didorong oleh produk andalannya, HTC One M8.

"HTC One M8 adalah produk yang bagus. Sayangnya, produk ini tidak lebih revolusioner dibandingkan pendahulunya," kata analis Yuanta Securities, Dennis Chan, seperti dilansir Firstpost, Selasa (8/4).

Situs teknologi CNET memberikan empat setengah dari lima bintang untuk HTC One M8. Mereka menyebut ponsel pintar ini sebagai 'sekuel yang menakjubkan'.

Namun, HTC perlu melakukan pengembangan pada produk-produknya. Pasalnya, industri smartphone diperkirakan akan mengalami perlambatan tahun ini dan persaingan semakin ketat. Lebih penting lagi, HTC perlu melakukan pemasaran yang lebih baik. Area ini menurut Chairwoman HTC Cher Wang tidak dilakukan dengan baik sepanjang tahun lalu.

Konsultan brand yang berbasis di Taipei, Mark Stocker mengatakan, HTC perlu belajar banyak dari Apple Inc yang mampu menjadikan merk mereka sebagai brand yang inovatif. Strategi marketing Apple memenangkan banyak pujian. "Tiru Apple, tapi cari tahu apa yang brand Anda perlukan. Jika Apple adalah Mercedes Benz, cobalah menjadi BMW," kata Stocker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement