REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini memberikan tanggapan atas peringatan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) kepada negara-negara dunia.
Menurut Managing Director IMF Christine Lagarde pertumbuhan ekonomi global pada 2014 dan 2015 masih dapat tumbuh di kisaran 3,0 persen. Akan tetapi, IMF mengingatkan, tanpa rangkaian kebijakan yang memadai, dunia akan jatuh dan terjebak kepada pertumbuhan rendah dalam jangka menengah.
Oleh karena itu, Lagarde mengimbau agar pemerintah negara-negara dunia untuk mereformasi pasar tenaga kerja agar tercipta lapangan pekerjaan dan mendorong investasi pada sektor publik seperti transportasi dan komunikasi.
Perekonomian Indonesia diproyeksikan sejumlah lembaga seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) akan bertumbuh di kisaran 5,3 persen sampai 5,7 persen. Menurut Hendri, terdapat dua permasalahan utama yang melingkupi pertumbuhan ekonomi. Pertama, pertumbuhan ekonomi memiliki kisaran yang signifikan, tetapi tidak inklusif.
Kedua, pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak diikuti oleh peningkatan kesejahteraan. Selain itu, Hendri menyebut struktur ekonomi pun harus diperbaiki agar ekonomi yang bertumbuh tidak kontradiktif. Misalnya mengakibatkan neraca transaksi berjalan melebar akibat tingginya impor seiring investasi yang masuk. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2014 5,8-6,0 persen.