REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (3/4) pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp 11.310 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 11.295 per dolar AS.
"Membaiknya data manufaktur AS serta perkiraan pelaku pasar terhadap data AS lainnya seperti industri jasa akan membaik mendorong mata uang dolar AS menguat," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (3/4).
Jika data Amerika Serikat yang akan dirilis itu sesuai ekspektasi, menurut dia, pengurangan stimulus keuangan bank sentral AS (the Fed) dapat lebih agresif pada tahun ini. "Dampaknya, dolar AS pun kembali diburu dan menyebabkan penguatan, saat ini mayoritas mata uang Asia termasuk rupiah cenderung melemah," kata dia.
Meski demikian, kata Reza Priyambada, peluang mata uang rupiah menguat masih ada ditopang oleh optimisme pasar terhadap Pemilu tahun ini sesuai dengan ekspektasi.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan fluktuasi nilai tukar rupiah masih cukup stabil meski Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan ekonomi Indonesia akan sedikit terkoreksi pada tahun 2014. Ia mengemukakan bahwa ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi tipis menjadi 5,7 persen di tahun 2014.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) sudah lebih dahulu menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik menjadi antara 5,5--5,9 persen untuk tahun ini.