REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memastikan akan membangun proyek kabel transmisi listrik bawah laut yang menghubungkan Jawa dan Sumatra dengan perkiraan investasi di atas dua miliar dolar AS.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan, proyek kabel sepanjang 700 km tersebut penting untuk menunjang pertumbuhan konsumsi listrik di Jawa sebesar 8,5 persen per tahun. "Megaproyek ini harus jalan. Jawa memerlukan tambahan listrik dari Sumatera," katanya di Jakarta, Rabu (2/4).
Ia juga memastikan, proyek PLTU berbahan bakar batu bara yakni Sumsel 8, 9, dan 10 dengan kapasitas total 3.000 MW yang dibangun Sumsel, bakal selesai berbarengan dengan proyek kabel Jawa-Sumatra. "Proyek PLTU sedang tender. Nanti, akan selesai bersamaan dengan kabel Jawa-Sumatra," katanya.
Direktur Perencanaan dan Afiliasi PT PLN (Persero) Murtaqi Syamsuddin mengatakan, pihaknya sudah menunjuk PT Bukit Asam Tbk sebagai kontraktor PLTU Sumsel 8. Namun, proyek belum bisa mulai konstruksi, karena menunggu kepastian proyek kabel Jawa-Sumatra. "Pendanaan PLTU belum 'closing', karena menunggu transmisi Jawa-Sumatera," katanya.
Demikian pula, PLTU Sumsel 9 dan 10, yang kini memasuki tahap lelang, menunggu kabel listrik antarpulau tersebut. Selain transmisi Jawa-Sumatra, lanjut Jarman, pemerintah juga telah menambah proyek PLTU batubara dalam program percepatan pembangunan tahap kedua sebesar 7.320 MW di Jawa.
Sesuai Peraturan Menteri ESDM No 21 Tahun 2013 tertanggal 1 Agustus 2013, tambahan PLTU itu berjumlah lima proyek yakni PLTU Jawa 6 di Jabar berkapasitas 2x1.000 MW yang dibangun PLN.Serta, empat proyek lainnya dibangun dengan mekanisme pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP). Ke empat PLTU itu adalah Jawa 1 di Jabar 1x1.000 MW, Jawa 3 di Jabar 2x660 MW, Jawa 4 di Jateng 2x1.000 MW, dan Jawa 5 di Jabar 2x1.000 MW.