REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengharapkan defisit pasokan tenaga listrik untuk wilayah Sumatra Utara (Sumut) dapat segera diatasi sehingga masyarakat tidak mengalami pemadaman bergilir.
"Bapak Presiden meminta diatasi shortage (listrik-red) di Sumut, sesegara mungkin. Dan upaya menangani defisit antara lain mempercepat (pembangunan-red) PLTU sampai April ini sudah bisa kami atasi jangka pendeknya, 300 MW dari PLTU Belawan dan sewa. Mempercepat PLTU Pangkalan Susu 200 MW," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Kantor Presiden Jakarta usai rapat kabinet terbatas, Rabu (2/4).
Hatta mengatakan untuk memenuhi kekurangan pasokan listrik di Sumut juga ada usul penambahan tenaga dari PT Inalum yang semula 90 MW menjadi 130 MW namun masih akan dikaji.
Sementara itu Direktur PLN Nur Pamudji mengatakan transmisi antara Pangkalan Susu ke Binjai sudah tersambung dan pada 4 April mendatang sudah bisa dialiri listrik, namun tetap harus dilakukan ujicoba jaringan. "Nanti insya Allah pada 4 April sudah bertegangan, sudah ada listriknya, tapi arahnya dari Binjai ke Pangkalan Susu dulu, supaya bisa dites alat Pangkalan susu bisa dites dulu dari Binjai," katanya.
Nur Pamudji mengatakan untuk bisa secara efektif menambah pasokan listrik di Sumatera Utara dari Pembangkit Listrik di Pangkalan Susu baru bisa dilakukan pada Oktober mendatang karena perlu dilakukan serangkaian uji coba. Solusi jangka pendek yang disiapkan PLN adalah dengan menambah pasokan dari PLTU Nagan dimana saat ini memasuki akhir tes.
"Solusi jangka pendek menyelesaikan pembangkit yang sekarang di medan, nagan kan, operasi satu unit 100 MW, tapi sudah diujung testing, di akhir masa testing, bulan Mei, akhir April, dua mesin testing di Nagan," katanya. Menurut Nur Pamudji, saat ini peningkatan kebutuhan listrik sekitar 10 persen per tahun di Sumut.