Rabu 02 Apr 2014 10:44 WIB

Bima Finance Genjot Unit Syariah

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Pembiayaan syariah
Pembiayaan syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini, PT Bima Finance akan meningkatkan porsi unit syariah. Perusahaan meyakini tahun ini porsi syariah bisa ditingkatkan menjadi dua digit. Meski pun regulasi pembiayaan syariah sudah hampir menyerupai aturan konvensional. 

Bima Finance menargetkan porsi syariah akan berkontribusi 15 persen dari total pembiayaan perseroan. Target ini terbilang cukup tinggi karena kontribusi syariah pada tahun sebelumnya tidak sampai lima persen.

Namun, Bima Finance optimistis bakal mencapai target tersebut karena didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni. Perseroan juga akan mengkonversi beberapa outlet konvensional menjadi unit syariah. "Sehingga kontribusi syariah bisa tumbuh lebih cepat," kata Direktur Utama Bima Finance Dennis Firmansyah, belum lama ini.

Saat ini Bima Finance memiliki 180 outlet realtime di seluruh Indonesia. Outlet syariah perseroan baru 20 unit. Perseroan akan menambah unit-unit baru syariah di wilayah yang memang memiliki potensi cukup tinggi. Seperti Tasikmalaya, Makassar, Sumatra Barat dan Aceh.

Perseroan menargetkan total pembiayaan sepanjang 2014 sebesar Rp 1,2 triliun. Nilai ini tumbuh 30 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika kontribusi syariah dipatok sebesar 15 persen, target pembiayaan syariah tahun ini mencapai Rp 180 miliar.

Untuk mendukung pendanaan, Bima Finance telah melakukan kerja sama dengan sejumlah perbankan syariah. Meski pun tidak menyebutkan nilai dan banknya, Bima Finance meyakini perbankan syariah akan mendukung pengembangan unit syariah perseroan. "Yang tadi nilai pinjamannya kecil sekarang dinaikkan," kata Dennis.

Ketika ditanya soal penerbitan surat utang, Dennis menilai pendanaan melalui perbankan syariah masih dirasa cukup. Penerbitan sukuk dinilai terlalu kecil. Apalagi, perseroan perlu melihat kondisi pasar yang saat ini belum begitu stabil.

Bima Finance justru melihat potensi penerbitan obligasi. Rencananya perseroan akan menerbitkan obligasi senilai Rp 200-250 miliar. Namun hal tersebut masih sekadar rencana. Seperti sukuk, Bima Finance perlu melihat kondisi pasar dan kondisi keuangan. "Saat ini 90 persen pendanaan dari perbankan," kata Dennis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement