REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada Februari 2014, sesuai dengan publikasi Badan Pusat Statistik, kembali mencatat hasil surplus. Hal ini, menurut Bank Indonesia memberi dorongan positif bagi upaya penurunan defisit transaksi berjalan ke level yang lebih sehat.
NPI mencatat surplus sebesar 0,79 miliar dolar AS, setelah pada bulan Januari 2014 mencatat defisit 0,45 miliar dolar AS.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacobs berharap neraca perdagangan bisa terus menghasilkan angka positif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, surplus neraca perdagangan pada Februari 2014 juga dipengaruhi menurunnya defisit neraca perdagangan migas. Defisit neraca perdagangan migas turun dari 1,05 miliar dolar AS pada Januari 2014 menjadi 0,80 miliar dolar AS pada Februari 2014.
Perkembangan ini terutama dipengaruhi ekspor migas yang tumbuh 6,34 persen (mtm) didorong kenaikan lifting minyak pada Februari 2014 yang mencapai 838 ribu barel per hari.
Sementara itu, impor migas turun 2,61 persen (mtm), dipengaruhi turunnya impor hasil minyak sebesar 11,56 persen (mtm) pada Februari 2014.