REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Menghadapi pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan gubernur (pilgub) Lampung, pada 9 April mendatang, kota Bandar Lampung justru indeks harga konsumen mengalami deflasi sebesar 0,15 persen.
"Biasanya kalau masa kampanye, harga barang makanan naik, karena kebutuhan nasi bungkus, tapi sekarang justru turun dan stabil dan belum berpengaruh," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Adhi Wiriana, di Bandar Lampung, Selasa (1/4).
Ia mengatakan selama dua bulan berturut-turut terjadi inflasi, menghadapi pemilu dan pilgub, justru indeks kelompok bahan makanan turun sebesar 1,11 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau turun 0,03 persen, dan kelompok sandang turun 0,04 persen.
Menurut dia, kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi di kota Bandar Lampung sebesar 0,25 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran, memberikan andil menahan laju deflasi yakni kelompok kesehatan 0,06 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberi andil 0,03 persen.
Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi, jasa dan keuangan hanya 0,01 persen. "Mudah-mudahan harga makanan stabil, sehingga pemilu berlangsung lancar tanpa chaos," katanya.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil deflasi yakni cabe merah, telur ayam ras, cumi-cumi segar, bayam, dan kangkung. Termasuk juga gula pasir, daging ayam ras, cabe hijau, dan jengkol.
Sedangkan inflasi kota Bandar Lampung menempati urutan ke-56 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 45 kota mengalami inflasi, dan 37 kota mengalami deflasi.