REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan jins ternama Levi Strauss memecat 800 pekerjanya untuk menekan biaya operasional. Pembuat celana jins nomor satu tersebut mengalami penurunan penjualan, utamanya di Eropa.
"Perubahan ini akan membuat kami lebih kompetitif, baik di struktur biaya maupun pasar," ujar Direktur Eksekutif Levi Strauss Chip Bergh, pada Daily Mail, Rabu (26/3).
Perusahaan yang didirikan pada 1853 itu telah mendapatkan keuntungan dari turunnya harga katun beberapa tahun terakhir. Namun bulan lalu perusahaan mencatatkan penurunan laba triwulanan sebesar 68 persen.
Bergh mengatakan, kebijakan yang telah diambil akan memperbaiki struktur ekonomi bisnis dan memperkuat keuangan perusahaan.
Advertisement