Selasa 25 Mar 2014 16:47 WIB

Pertamina: Pembangunan Kilang RFCC Capai 80 Persen

Kantor Pusat Pertamina
Foto: Nunu/Republika
Kantor Pusat Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- General Manager Pertamina Refinery Unit IV Cilacap Edy Prabowo mengatakan bahwa proyek pembangunan kilang "Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC)" telah mencapai kisaran 75-80 persen.

"Pembangunan kilang itu (RFCC, red.) sebenarnya bukan di bawah kami karena kami menerimanya kalau sudah jadi. Kami tugasnya mengoperasikan kilang," katanya, di Cilacap, Selasa.

Edy mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela kegiatan "Fire Fighting Training" Gelombang II Bagi Regu Pemadam Kebakaran Ikatan Kebakaran Indonesia (IKI) se-Jawa Tengah dan Kediri yang diselenggarakan oleh "Health, Safety, and Environment (HSE)" Pertamina Refinery Unit IV di "Fire Ground" Pertamina RU IV Cilacap.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa Pertamina terus berupaya melakukan pengembangan-pengembangan salah satunya melalui pembangunan kilang RFCC di kompleks Pertamina RU IV Cilacap.

Menurut dia, RFCC merupakan unit sekunder di kilang Pertamina RU IV Cilacap.

"Di sini, kami pun punya 'unit secondary', namanya 'base breake'. Namun 'base breaker' ini desainnya lama, sudah kuno, hasilnya yang banyak untuk MFO (Marine Fuel Oil)," katanya.

Dengan adanya RFCC, kata dia, nantinya yang akan dihasilkan berupa bahan bakar minyak beroktan tinggi yang setara dengan pertamax sehingga kualitasnya bakal lebih baik.

Sesuai jadwal, lanjut dia, kilang RFCC dengan nilai investasi sekitar 1,2 miliar dolar Amerika itu direncanakan mulai beroperasi pada awal 2015.

Meskipun kapasitas RFCC mencapai 62 ribu barel per hari, dia mengatakan bahwa jumlah tersebut tidak akan menambah kapasitas produksi kilang Pertamina RU IV yang sebesar 348 ribu barel per hari.

Menurut dia, hal itu disebabkan bahan baku yang akan diolah kilang RFCC menggunakan "crude" atau minyak mentah yang telah ada sehingga kapasitas produksi secara keseluruhan tetap 348 ribu barel per hari.

"Tetap 'crude' yang lama, hanya nanti komposisinya berubah. Yang tadinya banyak menghasilkan Marine Fuel Oil, nantinya akan lebih banyak premium, solar, dan avtur," katanya.

Terkait kegiatan "Fire Fighting Training", Edy mengatakan bahwa pelatihan tersebut merupakan gelombang II yang diselenggarakan Pertamina dalam rangka Bulan Budaya K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) Tahun 2014.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya mengundang regu pemadam kebakaran dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah ditambah Kota Kediri, Jawa Timur.

"Kami sadari bahwa fasilitas di Pertamina cukup baik, cukup besar, sehingga fasilitas yang ada ini bisa di-'share'. Dengan demikian, pemadam kebakaran di kabupaten/kota se-Jawa Tengah bisa merasakan atau menggunakan fasilitas yang ada di Pertamina melalui kegiatan 'Fire Fighting Training'," katanya.

Melalui kegiatan tersebut, dia mengharapkan kompetensi para petugas pemadam kebakaran menjadi tinggi sehingga apabila di wilayahnya terjadi kebakaran, mereka bisa beraksi dengan cepat untuk melakukan pemadaman.

Dengan demikian, kata dia, kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran tersebut dapat diminimalisasi.

Salah seorang peserta kegiatan, Purwanto mengaku senang mengikuti pelatihan itu karena selama bergabung dengan regu pemadam kebakaran Kabupaten Sukoharjo sejak tahun 2007, baru kali ini mendapat pelatihan pemadaman kebakaran.

"Selama ini, saya hanya belajar dari para senior, baru kali ini saya ikut pelatihan. Saya sangat senang mengikutinya karena menambah ilmu dan kawan," katanya.

Sementara itu, salah seorang instruktur pelatihan, Sjahru Sjakbani mengatakan bahwa Pertamina RU IV telah memberikan pelatihan pemadaman kebakaran sejak tahun 2004 melalui program tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut dia, pelatihan tersebut tidak hanya untuk regu pemadam kebakaran kabupaten/kota tetapi juga perusahaan lokal maupun asing.

"Kekurangannya relatif sama, yakni minimnya keterampilan yang dikuasai personel karena tidak memiliki 'fire ground' untuk latihan," kata dia yang menjabat Insurance Coordinator HSE Pertamina RU IV Cilacap serta Ketua Seksi Pelatihan IKI Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen.)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement