REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Standard & Poor's (S&P) memangkas peringkat kredit Brasil satu tingkat pada Senin (24/3), mengutip sinyal kebijakan pemerintah yang tidak jelas ketika menghadapi situasi fiskal lemah dan pertumbuhan lambat. S&P menempatkan peringkat Brasil di BBB-, tingkat terendah untuk utang investment grade (layak investasi) dan menyebut prospeknya stabil.
S&P mengatakan penurunan peringkat mencerminkan slippage dalam keseimbangan fiskal pemerintah dan prospek pertumbuhan yang lambat selama tahun-tahun mendatang akan membuat pemerintah kurang mampu memperkuat keseimbangan. Pihaknya juga mengutip melemahnya akun eksternal dan keterbatasan kemampuan untuk menyesuaikan kebijakan menjelang pemilihan presiden Oktober 2014 mendatang.
Kedua faktor siklus dan struktural itu berada di belakang prospek pertumbuhan, S&P mengatakan, menunjuk investasi yang rendah hanya 18 persen dari PDB tahun lalu. "Gabungan, faktor-faktor ini menggarisbawahi berkurangnya ruang pemerintah untuk bermanuver dalam menghadapi guncangan eksternal," katanya.
Pada saat yang sama, katanya, utang luar negeri bersih meningkat namun masih dapat dikelola. "Beban utang pemerintah umum Brasil tinggi, namun komposisinya tetap solid. Faktor-faktor ini mendukung peringkat rendah layak investasi," ujar S&P.
S&P memperingatkan bahwa sekalipun setelah pemilihan presiden, prospek untuk pemerintah melakukan penyesuaian kebijakan yang diperlukan tidak kuat. Meskipun ada pemotongan anggaran baru-baru ini, pemerintah akan merasa sulit untuk mencapai target surplus 1,9 persen dari PDB, karena pertumbuhan lambat dan berlanjutnya kebijakan pembebasan pajak.
S&P memperkirakan pertumbuhan 1,8 persen pada tahun ini, meningkat sedikit menjadi 2,0 persen pada 2015. "Kami masih memperkirakan investasi sektor swasta secara keseluruhan tetap lemah karena berlanjutnya sentimen bisnis negatif serta sikap menunggu dan melihat terkait dengan pemilu," kata S&P.
Lembaga pemeringkat ini juga menempatkan pengguhan pada investasi karena risiko penjatahan energi dan dampak kenaikan tajam suku bunga tahun lalu.