REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengatakan pemerintah tidak melupakan peran petani dan nelayan dalam mempersiapkan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau ATAsean Economy Community (AEC). Pemerintah telah berkomunikasi dengan asosiasi yang menaungi kepentingan mereka.
"Kita tidak mungkin mendatangi 33 juta petani langsung, jadi dijembatani dengan asosiasi," kata Wamentan ditemui di kantor Kementan, Rabu (19/3).
Sebelumnya forum Indonesian for Global Justice (IGJ) menyerukan bahwa petani dan nelayan tradisional adalah kelompok paling dirugikan atas pemberlakuan AEC 2015. Pemerintah dipandang tidak memiliki rencana strategis untuk meningkatkan daya saing mereka.
Selain itu Wamentan berharap rakyat Indonesia mendukung petani dan nelayan dengan membeli produk dalam negeri. Negara Malaysia dan Thailand, misalnya, telah mensosialisasikan agar masyarakat membeli produk negara sendiri. "Dalam situasi masyarakat AEC, nasionalisme itu diperlukan," katanya.