Selasa 18 Mar 2014 22:42 WIB

Pengusaha Lokal Gigit Jari dalam Proyek PHE ONWJ

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Pertamina
Foto: borneomagazine.com
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kalangan pengusaha lokal di Kabupaten Indramayu mengeluhkan kinerja kontraktor utama untuk proyek Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Pasalnya, mereka tidak dilibatkan dalam proyek tersebut.

 

Ketua Himpunan Mitra Kerja Pertamina Balongan, Gory Sanuhri, menjelaskan, kontraktor utama dalam proyek itu adalah PT Meindo Elang Indah. Dia menyatakan, sebagai kontraktor utama, perusahaan tersebut seharusnya menjadi semacam mediator antara PHE ONWJ dengan para kontraktor yang menjadi pihak ketiga. ‘’Namun semua dikerjakan mereka (PT Meindo Elang Indah) sendiri,’’ ujar Gory, di Indramayu, Selasa (18/3).

 

Menurut Gory, sistem pengerjaan proyek yang dilakukan PT Meindo Elang Indah itu dinilainya  bertentangan dengan semangat otonomi daerah. Dia menyatakan, seharusnya, perusahaan itu melibatkan para pengusaha lokal agar dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat setempat.

 

‘’Tapi kalau seluruh pekerjaan yang seharusnya dikontrakkan (kepada pihak ketiga) dikerjakan mereka sendiri, itu sama saja dengan menutup peluang bagi pengusaha lokal,’’ tutur Gory.

 

Hal senada diungkapkan Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia Kabupaten Indramayu, Mulyadi Cahya. Dia mengatakan, dengan semangat otonomi daerah, maka setiap proyek pembangunan di Kabupaten Indramayu seharusnya melibatkan para pengusaha lokal.

 

Apalagi, lanjut Mulyadi, khusus untuk proyek PHE ONWJ, di Kabupaten Indramayu terdapat ratusan kontraktor di bidang mechanical electrical. Dia menilai, para kontraktor lokal itu memiliki kemampuan untuk pekerjaan tertentu dalam proyek tersebut. ‘’Kalau pengerjaan proyek dilakukan (perusahaan) dari Jakarta, maka perputaran uangnya akan kembali ke sana. Di sini tidak dapat apa-apa,’’ kata dia.

 

Dihubungi terpisah, Procurement Manager PT Meindo Elang Indah, Titik Rahmati, menyatakan, pihaknya selalu melibatkan masyarakat daerah dalam pengerjaan proyek. Dia menilai, munculnya masalah itu karena adanya miskomunikasi antara pihaknya dengan para kontraktor lokal.

 

Namun, yang perlu dicatat, kata Titik, pekerjaan yang melibatkan masyarakat daerah itu bukanlah yang sifatnya kritis. Dalam proyek PHE ONWJ, contohnya seperti pekerjaan di bagian lifting.

 

Titik menambahkan, pihaknya sudah berencana melaksanakan proyek pembangunan empat gedung di Balongan. Menurutnya, desain dua bangunan dari gedung itu telah selesai dan akan ditenderkan secara terbuka pada April. ‘’Dan dalam prosesnya, kami pasti melibatkan masyarakat daerah,’’ tandas Titik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement