Senin 17 Mar 2014 18:13 WIB

Dua Perusahaan Asing Bakal Miliki Saham Blitzmegaplex

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Blitzmegaplex
Foto: Kaskus
Blitzmegaplex

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua Perusahaan asing bakal menjadi pemegang saham perusahaan penyedia jasa bioskop PT Graha Layar Prima Tbk. Pemegang saham ini akan masuk ke perusahaan pengelola bioskop Blitzmegaplex setelah pelaksanaan initial public offering (IPO).

Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan pengelola bioskop asal Korea CJ CGV Co Ltd dan perusahaan investasi Hong Kong IKT Holding Ltd. Keduanya akan menjadi pemegang saham melalui proses right issue yang dilakukan perseroan dalam rangka pembayaran utang.

"Utang kepada perusahaan ini akan dikonversi ke pemilikan saham," kata Direktur Blitzmegaplex Bratanata Perdana di Jakarta, Senin (17/3). Jika dijumlahkan, utang Blitz kepada kedua perusahaan tersebut mencapai 30 juta dolar AS.

Harga saham baru yang diterbitkan ini akan menggunakan harga saham IPO. Rencananya perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 200 juta saham baru sebagai hasil konversi utang.

Masing-masing perusahaan tersebut akan memiliki 19 persen saham Blitz pasca-IPO. Sedangkan saham publik akan berkurang menjadi 26,41 persen.

Dalam rangka IPO, Blitz akan melepas sebanyak-banyaknya 140 juta lembar sahan kelas C atau 46,11 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana. Perseroan menawarkan harga saham mulai Rp 2.800-Rp 3.300. Dalam jumlah tersebut, perseroan juga akan menerbitkan employee stock allocation (ESA).

Dengan harga tersebut, diperkirakan Blitz akan memperoleh dana hasil IPO sebesar Rp 392-462 miliar. Dana hasil IPO akan dipakai untuk pengembangan kegiatan, yaitu pembangunan sejumlah bioskop baru. Ada tujuh tambahan lokasi sampai dua tahun ke depan. Yaitu Bandung, Karawang, Jogjakarta, Cirebon, dan Surabaya. Saat ini, Blitz sudah mengoperasikan 11 bioskop.

Investasi di masing-masing lokasi baru dikatakan Bratanata tidak sama, bergantung luasan bioskopnya. Namun jika dibuat rata-rata, investasi satu bioskop dengan empat layar diperkirakan sebesar dua juta dolar AS.

Hingga akhir September 2013, Blitz telah membukukan pendapatan Rp 228,65 miliar atau tumbuh 40 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rugi bersih per September tercatat sebesar Rp 3,73 miliar atau turun dari Rp 194,3 miliar pada September 2012.

Bratanata memperdiksi tahun ini pertumbuhan perseroan akan lebih baik. Apalagi, tingginya kelas menengah memberikan tren positif bagi pertumbuhan bioskop di Indonesia. "Kami jaga pertumbuhan di 40 persen," kata Bratanata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement