REPUBLIKA.CO.ID, UKRAINA -- Harga minyak naik pada Jumat (14/3) kemarin. Seperti diberitakan Associated Press, Sabtu (15/3), harga naik di tengah kekhawatiran dan ketegangan dalam situasi Rusia-Ukraina, dan terkait referendum akhir pekan ini saat Crimea menyatakan pemisahan diri.
Minyak mentah AS untuk pengiriman April naik 69 sen dengan harga 98,89 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent, yang digunakan untuk menetapkan harga untuk varietas internasional minyak mentah, naik 108,57 dolar AS di bursa ICE Futures London.
Pada akhir pekan minyak turun lebih dari 3 persen, sebagian besar karena para pedagang khawatir tentang banyaknya permintaan dari Cina. Cina merupakan salah satu konsumen besar dalam konsumsi energi. Perlambatan ekonomi di Cina bisa mendongkrak kembali permintaan minyak dunia.
"Cina akan menjadi penentu kuat arah harga minyak dunia," kata Jim Ritterbusch, presiden konsultan energi Jim Ritterbusch and Associate.
Pada saat yang sama, Rusia adalah salah satu produsen utama minyak di seluruh dunia. Hal ini menjadi isyarat bahwa setiap sanksi Barat terhadap Moscow untuk serangan militer ke Semenanjung Crimea dapat memengaruhi pasokan global.
Di AS, harga rata-rata untuk satu galon bensin naik 1 persen menjadi 3,51 dolar AS per galon. Harga bensin berada pada titik tertinggi sejak September 2013. Harga rata-rata sebelumnya sebesar 19 sen dolar AS lebih tinggi dari bulan lalu. Namun tahun lalu masih di bawah 19 sen dolar AS.
Pada perdaganganberjangka di New York Mercantile Exchange, harga grosir bensin naik 3 sen menjadi 2,96 dolar AS per galon. Sementara minyak pemanas naik 2 sen menjadi 2,94 dolar AS per galon. Harga gas alam naik 4 sen menjadi 4,43 dolar AS per 1.000 kaki kubik.