Kamis 13 Mar 2014 12:18 WIB

BEI Resmi Catat Saham Bali Towerindo

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan saham PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) dengan harapan pada tahun politik 2014 kinerja pasar modal tetap semarak.

Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa tahun politik tidak akan mengganggu kinerja pasar modal.

"Berkaca dari tahun-tahun pemilu sebelumnya pada 2004 dan 2009, indeks BEI tetap semarak," katanya.

Dan untuk tahun ini, lanjut Ito, indeks BEI sedang mengalami tren kenaikan. Diharapkan kondisi saat ini dapat dijadikan perusahaan utk melakukan IPO.

Sementara itu, Direktur Utama BALI Jap Owen Ronadhi mengaku cukup optimistis dengan kondisi pasar saham domestik pada tahun ini.

"Saat masa pemesanan saham BALI, minat investor cukup tinggi. Pemesanan melebihi dari yang ditawarkan. Itu menunjukkan masih besarnya minat investor terhadap pasar saham," kata dia.

Ia mengemukakan bahwa dana hasil IPO perseroan akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan menara dan peningkatan kapasitas jaringan telekomunikasi di Pulau Bali.

Per 31 Desember 2013, dipaparkan, perseroan dan anak perusahaan, PT Paramitra Intimega telah memiliki 208 menara dan jaringan telekomunikasi.

Melalui anak usaha lainnnya, PT Paramitra Media Interaktif, perseroan sedang menjajaki pengembangan bisnis televisi berbayar dengan menggunakan infrastruktur jaringan fiber optik yang telah dimiliki perseroan.

Pada tahun ini, Jap Owen mengemukakan bahwa perseroan menargetkan pertumbuhan portofolio jumlah menara hingga mencapai 50 persen.

"Sumber dananya berasal dari dana penawaran umum, kas internal dan pinjaman bank," kata Owen.

Selama tiga tahun terakhir, pendapatan Bali Towerindo tumbuh empat kali lipat dari Rp23,1 miliar menjadi Rp103,2 miliar. Aset perseroan juga tercatat tumbuh lebih dari 2,5 kali lipat dari Rp242 miliar menjadi Rp658 miliar pada akhir 2013.

Sementara itu, tercatat pembukaan harga saham BALI pada Kamis (13/3) menguat sebesar 50 persen menjadi Rp600 per lembar saham dari harga penawaran awal Rp400 per lembar saham.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement