Selasa 11 Mar 2014 17:07 WIB

Indonesia Masih Impor Hampir 50 Persen Keperluan BBM

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Julkifli Marbun
Terminal BBM
Foto: Republika/Prayogi
Terminal BBM

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dengan jumlah penduduk 240 juta Orang, Indonesia memerlukan pasokan bahan bakar minyak (BBM) cukup besar, yakni sekitar 1,5 juta barel per hari. Dari keperluan itu, Indonesia hanya bisa memenuhi kebutuhan minyaknya sendiri sekitar 820.000 barel.

"Selebihnya selama ini masih mengimpor," kata Direktur PIMR Pertamina M Afdal Bahaudin.

Hal itu dikemukakan Afdal menjawab wartawan di sela-sela penandatanganan  Letter of Intent (LoI) kerja sama bidang migas antara Indonesia dan Irak.

Penandatanganan LoI dilakukan Dirjen Migas Edy Hermantoro dan Dirjen of Midland Oil Company Irak Delman N Abdullah.

Pertaminan kata Afdal, ikut berinvestasi di bidang eksplorasi minyak bumi di Irak. Indonsia punya saham sebesar 10 persen dan itu bisa menambah cadangan migas yang dimiliki Indonesia.

Sementara itu sebelumnya, Menteri dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, sebelumnya mengatakan, Indonesia harus memiliki cadangan minyak yang cukup. Sehingga kedepan tidak perlu tergantung ke negara lain.

Dikatakannya, dia mendorong sejumlah negara di Timur Tengah, untuk berinvestasi membangun kilang di Indonesia. Selain Irak sebutnya, Arab Saudi juga sudah menyatakan kesiapannya untuk membangun kilang di Indonesia. "Saya selalu mengatakan, bahwa pasar Indonesia itu cukup luas, sehingga apa yang dijual pasti laku, terutama minyak bumi, karena kebutuhan masyarakat akan minyak terus meningkat," katanya.

Bagi Indonesia, pembangunan kilang sangat penting, terutama untuk mengurangi impor. Apalagi sebutnya, Indonesia sudah lama tidak membangun kilang. "Kita berharap sebelum Pemilu Presiden, sudah ada kilang yang dibangun oleh investor asing," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement