Senin 10 Mar 2014 18:02 WIB

Celebes Air Buka Enam Rute Penerbangan Perintis

Kelompok barzanji melakukan doa syukuran di atas pesawat Celebes Air saat peluncuran perdana pesawat Celebes Air Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulsel, Senin (10/3).
Foto: Antara Foto
Kelompok barzanji melakukan doa syukuran di atas pesawat Celebes Air saat peluncuran perdana pesawat Celebes Air Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulsel, Senin (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --  Celebes Air resmi membuka enam rute penerbangan perintis di wilayah Sulsel dan Sulbar.

"Untuk tahap perdana disiapkan dua pesawat masig-masing untuk layanan kargo dan penumpang dengan kapasitas angkut sekitar 1,2 ton," kata Managing Director PT Ersa Eastern Aviation (EEA), pengelola penerbangan Celebes Air, Pieter LD Wattimena (Air Vice Marshall) di Makassar, Senin.

Penerbangan perintis perdana Celebes Air akan melayani rute Makassar-Mamasa-Mamuju-Luwu-Bone-Selayar.

Pieter mengatakan, kedua pesawat itu sebelumnya telah beroperasi di wilayah Papua sejak tiga tahun silam. Namun karena alasan wilayah Sulsel dan Sulbar juga membutuhkan transportasi udara untuk mempercepat akivitas, maka dipertimbangkan untuk dialihkan ke Makassar.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Masykur Sultan mengatakan, sebelumnya Celebes Air pernah hadir di daerah ini sebegai bentuk kerja sama antara pihak Pemprov Sulsel dengan maskapai Ekspres Air. Namun disayangkan hanya beroperasi kurang lebih setahun.

"Berangkat dari semangat untuk memajukan daerah ini, sekaligus memotivasi masyarakat Sulsel, maka Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo meminta anak perusahaan Bosowa Corporate ini untuk menghidupkan kembali penerbangan perintis," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut Direksi Bosowa Corporation Munafri Arifuddin mengatakan, dalam waktu dekat akan menambah dua pesawat lagi untuk mendukung dua pesawat perintis yang sudah ada. Karena itu, dia optimistis rute-rute yang akan menjadi destinasi tujuan pesawat berkapasitas delapan "seat" itu dapat terjual seatnya setiap hari.

"Yang jelas, untuk pengoperasioan pesawat itu satu kali trip sekitar 1.800 dolar Amerika Serikat dan keisitimewaan pesawat ini karena tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang, sehingga dapat memanfaatkan lapangan udara di tingkat kabupaten/kota yang sudah ada," ujar Pieter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement