Rabu 05 Mar 2014 16:00 WIB

Likuiditas Ketat, Induk Syariah Ramai-Ramai Suntik Dana

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan Syariah.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perbankan Syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan syariah hingga kini masih mengalami masalah likuiditas. Meski dari tahun ke tahun angka dana pihak ketiga semakin meningkat, namun pembiayaan juga membengkak. Apalagi berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, hingga akhir Desember 2013, angka Finance to Deposit Ratio (FDR) menyentuh angka 121 persen.

Dengan angka pembiayaan mencapai Rp 179,2 triliun. Sementara angka dana pihak ketiga yang terkumpul hanya sebesar Rp Rp 138 triliun.

Namun, Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Edy Setiadi, menyampaikan melihat kondisi likuiditas dan kesehatan perbankan tak hanya melulu melalui FDR. Selain FDR, tutur dia, kita juga harus melihat rasio kecukupan modal (CAR). CAR ungkap dia untuk menunjang ekspansi tersebut atau memiliki dana antar bank yang cukup baik. Sejauh ini, ucap dia, CAR industri syariah masih cukup tinggi berkisar 12 persen hingga 15 persen.

Satu hal yang perlu diperhatikan, saat ini perbankan syariah juga mengalami penurunan CAR yang signifikan. Angkanya, berdasarkan data OJK menurun dari 14,14 persen di 2012 menjadi 12,23 persen pada tahun lalu.Tak heran untuk mencukupi rasio kecukupan modal beberapa bank induk menyuntikkan dana. Seperti PT BNI Tbk yang menyuntikkan dana sebesar RP 500 miliar ke anak perusahaan, BNI Syariah.

Belum lama ini, Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo menyampaikan perseroan akan menambah modal untuk meningkatkan likuiditas BNI Syariah. Ia menambahkan sejak 2010 modal inti BNI Syariah mencapai Rp 1 triliun. Sehingga untuk memperkuat modal, bukan hal aneh jika perseroan induk menyuntikkan dana sebesar Rp 500 miliar. Apalagi di saat yang sama, BNI Syariah akan mendapat gelontoran dana antara Rp 500 miliar hingga Rp 3 triliun dari BNI.

Sedangkan Direktur Utama BNI Syariah, Dinno Indiano menyatakan penambahan ini akan meningkatkan rasio kecukupan modal. Memasuki 2014, dengan adanya suntukan modal maka CAR BNI Syariah bisa mencapai 15 persen.

Selain BNI Syariah, berdasarkan data Republika, Bank Victoria awal Februari lalu juga disebut menyuntikkan modal sebesar Rp 50 miliar. Direktur Kepatuhan Bank Victoria Syariah, Djoko Nugroho mengatakan perseroan akan mendapat tambahan dana pada April 2014.

Ia mengatakan langkah penyuntikan modal dilakukan untuk meningkatkan rasio kecukupan modal.Hingga akhir Desember, CAR Bank Victoria Syariah sebesar 18,28 persen. Dengan adanya suntikan modal maka CAR diharapkan bisa dipertahankan diatas angka tersebut.

Bank umum syariah lainnya, yaitu Bank Syariah Bukopin dipastikan akan mendapat suntikan modal sebesar Rp 100 miliar. Hal tersebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Umum ( RUPSLB ) di akhir 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement