REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wulan Tunjung Palupi
Berdasarkan data Crescentrating's Halal Friendly Travel Ranking (CRaHFT), Malaysia berada pada peringat pertama negara yang menjadi tujuan wisatawan Muslim.
Urutan berikutnya Uni Emirat Arab, Turki, dan Indonesia. Malaysia sejak 2011 berada dalam daftar teratas tujuan wisata Muslim dari negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI).
CEO Crescentrating Singapore Fazal Bahardeen mengatakan, peringkat ini berdasarkan survei pada wisatawan dari negara-negara OKI.
Pemeringkatan dibuat dari perspektif wisatawan Muslim itu sendiri, yaitu apa yang membuat mereka nyaman dalam melakukan perjalanan.
Penilaian mencakup aksesibilitas, kenyamanan beribadah, dan kepastian dalam memilih restoran-restoran berlabel halal.
Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia Dato Seri Nazri Bin Tan Sri Abdul Aziz mengungkapkan, negaranya memang serius
menggarap sertifikasi halal yang salah satunya untuk kepentingan wisata. Pebisnis di negeri tak mau kehilangan pasar besar dari sektor ini.
Maka, mereka berlomba mendapatkan sertifikat halal. Turis non-Muslim juga tak keberatan mengonsumsi makanan halal. Tantangan ke depannya, jelas Nazri, bukan lagi restoran bersertifikat halal melainkan label nonhalal terpampang di restoran yang menyajikan produk haram.
Pada praktiknya, mayoritas restoran yang ada di Malaysia sudah berlabel halal termasuk restoran-restoran yang bagi penduduk domestik sudah dipastikan kehalalannya. Misalnya, rumah makan padang.
Pasar wisata Muslim juga membuat negara non-Muslim tergiur. Lihat saja Jepang, Australia, Korea Selatan, dan Thailand. Mereka berlomba menarik simpati wisatawan Muslim. Di antaranya menyediakan ruang shalat di bandara dan hotel.
Makanan halal pun berusaha mereka sediakan di sejumlah restoran dan spa yang sesuai nilai Islam. Paket khusus wisata dirancang pula oleh mereka. Australia, misalnya, pada 2013 lalu memiliki paket Ramadhan di Gold Coast.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
