REPUBLIKA.CO.ID, REJANGLEBONG -- Petani di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini mengeluhkan mahalnya harga pupuk bersubsidi di daerah itu.
"Saat ini harga pupuk Urea per zaknya Rp110.000 sampai Rp115.000, harga ini naik dibandingkan tahun 2013 lalu, harganya hanya Rp105.000 per zak. Selain harganya naik, pupuk ini juga sulit didapatkan," kata Sumarno (50) salah seorang petani yang tinggal di Kecamatan Sindang Kelingi,Rejanglebong, Senin.
Sumarno yang menanam tanaman jenis sayuran itu mengaku, setiap musim tanamnya menghabiskan lima hingga 10 zak pupuk Urea untuk areal seluas setengah hektare disamping penggunaan pupuk lainnya seperti NPK. Pupuk tersebut dibeli dari toko pupuk di sepanjang jalan lintas Curup - Lubuklinggau dan terkadang mereka beli ke Kota Curup.
Hal serupa juga diutarakan Yanto (30) petani sayuran di Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi, dan berharap pembagian pupuk bersubsidi oleh pemerintah dapat merata sehingga mereka semua dapat menggunakannya.
"Harapannya pupuk ini bisa didapatkan dengan mudah, karena selama ini kalau harganya naik biasanya petani akan kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi ini dan terpaksa menggunakan pupuk nonsubsidi dengan harga yang mahal," ujarnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Rejanglebong, Redha Kusmartono menyebutkan kuota pupuk bersubsidi yang diterima daerah itu pada tahun ini mengalami pengurangan hingga 50 persen dibandingkan 2013 lalu.
"Kuota pupuk bersubsidi yang diterima Kabupaten Rejanglebong tahun 2014 mengalami penurunan hingga 50 persen dari 15.445 ton pada 2013 lalu menjadi 7.743 ton, namun demikian dia menjamin kuota yang ada ini akan dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani setempat," katanya.
Penurunan alokasi pupuk bersubsidi tersebut, kata dia, tidak hanya terjadi di Rejanglebong melainkan juga terjadi pada daerah lainnya. Penurunan kuota itu diketahui dari SK Gubernur Bengkulu No 36/2013 tertanggal 27 Desember 2013 tentang Pembagian Kuota Pupuk Bersubsidi 2014 yang diterima pemerintah kabupaten/kota di Bengkulu.
Alokasi pupuk bersubsidi yang diterima Rejanglebong antara lain Urea sebanyak 1.934 ton yang sebelumnya mencapai 2.400 ton, kemudian pupuk SP-36 dari 1.699 ton menjadi 1.030 ton, pupuk ZA dari 1.100 ton menjadi 763 ton, NPK dari 7.997 ton menjadi 2.205 ton dan pupuk organik dari 2.249 ton menjadi 1.811 ton.