REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ichsan Emrald Alamsyah/Heri Purwata
Sistem ekonomi ribawi hanya mementingkan keuntungan semata.
PASURUAN -- Setelah 13 tahun bekerja sama, Bank Syariah Mandiri melakukan penandatanganan formal memorandum kerja sama dengan BMT Sidogiri. Kerja sama ini dibentuk dalam hal account management process untuk penambahan modal kepada BMT Sidogiri.
Direktur Komersial BSM Sugiharto menerangkan, kerja sama antara perseroan dengan BMT UGT Sidogiri telah dilakukan sejak tahun 2000. Namun, bersifat nonformal untuk memberi tambahan modal.
Hanya saja, ungkap dia, BSM merasa saat ini waktu yang tepat melakukan kerja sama formal dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
"Saat ini, sudah sekitar Rp 300 miliar dana yang telah BSM salurkan untuk menyokong pengembangan BMT," ujarnya di Jakarta, Sabu (22/2).
Apalagi, tutur dia, dengan meningkatnya kinerja BMT UGT Sidogiri, maka sokongan ini menjadi peluang besar juga bagi BSM.
Khususnya, dalam peningkatan volume pembiayaan UKM di BSM. ''BSM dan BMT UGT Sidogiri mempunyai visi dan misi yang sama, yaitu membantu pedagang kecil,'' tuturnya.
BSM sendiri memiliki porsi penyaluran pembiayaan sebesar 75 persen bagi UMKM. "Salah satu pembiayaan UMKM terdapat di Sidogiri," ujarnya.
Ia menyampaikan tak menutup kemungkinan akan ada peningkatan jumlah pembiayaan. "Tentunya sesuai permintaan dan perkembangan usaha BMT UGT Sidogiri," kata Sugiharto.
Pembina BMT UGT Sidogiri KH Mahmud Ali Zain mengemukakan, ekonomi syariah adalah solusi bagi masyarakat Indonesia.
Khususnya, dalam upaya mengentaskan masalah kesenjangan ekonomi masyarakat di tingkat bawah. "Masyarakat kelas menengah bawah akan terus tertindas selama ekonomi masih menjalankan praktik riba atau bunga," ujarnya.
Menurutnya, sistem ekonomi ribawi hanya mementingkan keuntungan semata. "Sehingga dalam transaksi ekonomi takkan pernah memberi kesejahteraan bagi masyarakat berpenghasilan kecil," ungkapnya.
Mahmud mengaskan, kehadiran BMT Sidogiri adalah untuk memutus mata rantai tersebut. "Sehingga masyarakat bisa hidup dengan sejahtera dan tidak berbisnis dengan para rentenir," ujarnya.
Panin Syariah
Bank Panin Syariah mendukung kemajuan baitul mal wa tamwil (BMT) binaan Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah). Untuk menjangkau nasabah yang lebih luas, Bank Panin Syariah melakukan kerja sama dengan Inkopsyah BMT dan Asbindo.
Memorandum of understanding (MoU/nota kesepahaman) kerja sama Panin Syariah dan Inkopsyah BMT ditandatangani di Yogyakarta oleh Dirut Panin Bank Syariah Denny Hendrawati dan Ketua Inkopsyah KH Abdullah Yazid.
"Ini merupakan payung kerja sama antara Panin Syariah dengan Inkopsyah. Selanjutnya, akan ditindaklanjuti dengan perjanjian-perjanjian lain dengan anggota Inkopsyah," kata Denny Hendrawati, Dirut Panin Bank Syariah seusai penandatanganan MoU di Jakarta, Selasa (18/2).
Selain penandatangan dengan Inkopsyah, juga dilakukan kerja sama Panin Syariah dengan Absindo (Asosiasi BMT se-Indonesia). Penandatanganan dilakukan Dirut Panin Bank Syariah Denny Hendrawati dan Sekretaris Absindo Nyadin.
Dijelaskan Denny, Panin Syariah akan melakukan pembinaan terhadap BMT melalui perluasan jaringan, teknologi informasi, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Untuk meningkatkan pertumbuhan BMT membutuhkan sinergi," kata Denny. Selain itu, lanjut Denny, BMT juga butuh permodalan dan likuiditas sehingga ketersediaan dan untuk pembiayaan.
Panin Syariah sudah bekerja sama dengan BMT sejak akhir tahun 2009 lalu. Selama empat tahun bekerja sama, Panin Syariah mengucurkan dana sebesar Rp 300-350 miliar untuk membantu permodalan dan likuiditas BMT.
"Untuk tahun 2014, dana untuk modal dan likuiditas ditingkatkan menjadi Rp 1 triliun," ungkap Denny Hendrawati menambahkan.