Jumat 21 Feb 2014 19:04 WIB

PGN Diusulkan Segera Akuisisi Pertagas

pipa gaspgn (ilustrasi)
Foto: pt pgn
pipa gaspgn (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pengkajian Energi Universitas Indonesia (UI), Iwa Garniwa menilai para trader gas yang hanya menjadi broker sekarang tidak berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur gas. Padahal, bisnis gas harus berjalan seiring dengan pembangunan infrastruktur gas.

Menurutnya, selama ini banyak dari broker gas itu mendapatkan gas dari PT Pertagas, anak usaha PT Pertamina (Persero). Hal ini dinilainya bukan merupakan bisnis gas yang baik karena tidak mengembangkan infrastruktur gas. “Harusnya para trader yang beli gas dari  Pertagas itu juga bangun infrastruktur dalam rangka melengkapi infrastruktur gas di Indonesia," katanya kepada wartawan, Jumat (21/2).

Iwa berkata, selama ini PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) yang banyak mengembangkan infrastruktur gas di Indonesia. Adapun Pertagas, banyak mendapat warisan jaringan pipa dari induknya yaitu Pertamina. Beberapa proyek pipanisasi gas bumi yang harusnya diselesaikan Pertagas sampai saat ini juga tak beres. Contohnya adalah pipanisasi Gresik-Semarang. Pertamina memenangkan tender pembangunan pipa Gresik-Semarang itu pada 2006 silam. Namun hingga saat ini belum juga ada tanda-tanda akan dibangun.

Menurut Iwa agar infrasturktur gas itu bisa dibangun dan dikelola dengan maksimal, akan lebih bagus kalau Pertagas kemudian terkelola lebih maksimal. Lebih baik jika PGN segera mengakuisisi Pertagas. Pertamina sebagai induk dari Pertagas, sudah tak perlu lagi mengurusi hilir gas dan fokus pada upaya untuk menaikkan lifting minyak. "Jelas sangat aneh Pertamina yang sudah  lebih tua kalah dengan Grup Medco yang masih muda, sudah punya banyak ladang minyak di berbagai negara," kata Iwa.

Ia mengaku setuju PGN kemudian mengakuisisi Pertagas, sedangkan Pertamina berkonsentrasi di minyak. "Toh itu tugas mulia dan sesuai core bisnisnya. PGN biarkan masuk ke Pertagas agar infrastruktur gas bisa lebih terfokus, karena core bisnis dia di situ. Biarkan perusahaan BUMN punya core bisnis masing-masing, bukan malah mendorong PGN diakuisisi Pertamina, itu jelas bukan penyelesaian cerdas menurut saya,” kata Iwa.

Berbicara terpisah, Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi pun sepakat jika PGN yang harus segera mengakusisi Pertagas, dan masalah perminyakan diurus ke Pertamina saja. Jadi, kata Iwa, ada fokus core bisnis masing-masing. Sehingga Pertamina tidak perlu masuk ke bisnis hilir gas, karena Pertamina belum berpengalaman di sektor gas. "Konflik yang terus-terusan ini justru membuat publik menjadi curiga ada mafia bermain di belakang Pertamina," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement