REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih mengalami masalah daya saing. Bank Indonesia (BI) menyatakan, kemampuan daya saing masih terkonsentrasi di beberapa wilayah. Di wilayah lainnya daya saing tercatat rendah, terutama disebabkan kurangnya infrastruktur.
Berdasarkan hasil studi, daya saing terkonsentrasi di Jawa dan Bali, serta beberapa wilayah di Sumatera, terutama di Riau.
"Mereka punya daya saing terbaik," ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dodi Zulverdi, Selasa (18/2). Tingginya daya saing disebabkan oleh faktor stabilitas makro, institusi pemerintah dan tenaga kerja.
Sementara itu, kawasan timur Indonesia, seperti Sulawesi, Maluku dan Papua memiliki daya saing terendah. Rendahnya daya saing disebabkan stabilitas ekonomi dan infrastruktur.
Dodi mengatakan, rendahnya daya saing menyebabkan tingginya ketimpangan kemiskinan. Laju kenaikan pendapatan kelompok menengah atas lebih cepat daripada menengah bawah sehingga ketimpangan pendapatan meningkat.
"Ketimpangan pendapatan menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Padahal pertumbuhan ekonomi regional berdampak positif terhadap penurunan jumlah orang miskin. Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak. Namun secara keseluruhan, Dodi menyebutkan, persentase penduduk miskin cenderung menurun pada 2013.