REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan tinggi rata-rata dicapai unit usaha syariah beberapa perbankan. Salah satu contohnya adalah unit usaha syariah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, yang asetnya tumbuh 103 persen.
Berdasarkan data keuangan BTPN, realisasi aset BTPN Syariah akhir 2013 sebesar Rp 1,9 triliun meningkat dari dari pencapaian 2012 sebesar Rp 940 miliar. Sementara pembiayaan meningkat 168 persen untuk waktu yang sama dari Rp 503 miliar, naik menjadi Rp 1,354 triliun.
Sementara dana pihak ketiga, dari pencapaian Rp 444 miliar di 2012 menjadi Rp 931 miliar. Satu hal yang luar biasa adalah peningkatan laba operasional BTPN Syariah.
BTPN Syariah membukukan laba bersih di akhir 2013 sebanyak Rp 182,57 miliar. Angka ini meningkat 1.161,7 persen dibandingkan akhir 2012 sebesar Rp 14,47 miliar.
Direktur BTPN, Anika Faisal, menyampaikan tahun ini diharapkan terjadi pertumbuhan pesat kembali. Apalagi BTPN mencanangkan target untuk segera mengonversi Unit Usaha Syariah menjadi BUS. ''Masih menunggu izin, , namun diharapkan segera,'' tutur dia usai Paparan Kinerja 2013 BTPN, Selasa (18/2).
Khusus untuk bisnis model, ia mengatakan takkan ada perubahan dari sebelumnya. Terkait bisnis pembiayaan pensiunan, ia mengaku perseroan masih mengkaji kembali hal itu. Meski ia mengakui saat ini beberapa perbankan syariah juga mengejar pembiayaan pensiunan.
Sebelumnya, pemegang saham BTPN dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui pembelian 70 persen saham PT Bank Sahabat Purba Danarta (Bank Sahabat). Sehingga BTPN menjadi pemegang saham pengendali atau mengakuisisi Bank Sahabat. Hal itu dilakukan melalui pembelian saham sebesar Rp 600 miliar.
Proses selanjutnya, BTPN akan mengkonversi Bank Sahabat menjadi PT BTPN Syariah. BTPN juga akan menyatukan UUS mereka dalam PT BTPN Syariah.