REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah di depan mata. Namun ternyata banyak pengusaha di daerah yang belum siap menghadapi situasi tersebut. "Terutama penguasaha kecil di daerah," kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumatra Barat Buchari Bachter kemarin dalam acara aspirasi masyarakat terhadap RPJMN 2015-2019 di Padang.
Buchari mengatakan, di Padang banyak pengusaha yang mengolah hasil alam. Komunitas pengusaha kebanyakan memanfaatkan hasil pertanian. Di dalam negeri saja banyak pengusaha yang sulit bersaing secara nasional. Persaingan saling tumpang tindih dan tidak merata.
Sehingga pengusaha yang sudah berjaya semakin naik, sedangkan yang kecil banyak yang jauh tertinggal. "Di dalam negeri saja sulit bersaing apalagi menghadapi ASEAN," kata Buchari.
Pemerintah seharusnya bisa lebih mensosialisasikan MEA ke daerah. Termasuk para pengusaha yang memang keberadaannya sudah kuat bisa bersinergi dengan mereka yang tergolong pengusaha kecil. Sehingga Indonesia bisa kuat di dalam negeri sendiri. Ini bisa menangkal produk asing yang gembur di Indonesia.
Meski demikian, MEA 2015 sudah di depan mata. Siap atau tidak harus dihadapi para pengusaha. "Kami hanya berharap di waku yang singkat ini hal tersebut bisa terwujud," kata Buchari.