REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Produk olahan buah salak Kabupaten Sleman mampu menembus pasar Amerika Serikat. Asosiasi Petani Salak Sleman Primasembada mendapat pesanan kripik salak hingga 1 ton per bulan.
"Kami sudah kirim sampel kripik salak ke Amerika Serikat," ujar Ketua Asosiasi Petani Salak Sleman Primasembada, Iskandar, Sabtu (8/2).
Untuk mengekspor salak ke AS, petani diminta memenuhi sejumlah syarat seperti pembuatan informasi kandungan gizi, sertifikat halal, dan sertifikasi keamanan pangan. Saat ini, petani masih dalam proses sertifikasi keamanan pangan.
Sejumlah negara juga menjadi tujuan ekspor kripik salak Sleman. Petani salak tengah menjajaki pasar Swiss. Menurut Iskandar, pasar Selandia Baru sudah terbuka untuk kripik salak Sleman. Selandia Baru akan membiayai proses sertifikasi organik internasional bagi kripik salak olahan petani Sleman.
Ekspor kripik salak diakui Iskandar masih terkendala sejumlah syarat seperti sertifikasi keamanan pangan terutama untuk pasar AS. Karena itu, petani salak memperbanyak akses pasar untuk ekspor.
Untuk sejumlah negara, perbedaan musim panen buah juga membuat ekspor produk salak sering dibatasi. "Kalau di negara bersangkutan panen buah lokal, permintaan salak sedikit," ujar Iskandar.
Salak di Sleman diolah menjadi berbagai makanan dan kerajinan. Produk makanan antaralain kripik, sari buah, jenang, dodol, suwar-suwir, bakpia, karamel, dan wajik. Biji dan kulit salak pun telah menjadi bahan untuk pembuatan tas.
Kripik salak masih menjadi produk olahan andalan untuk ekspor. Iskandar mengaku produk tersebut paling awet untuk bisa diekspor ke berbagai negara. Kripik salak masih layak konsumsi hingga satu tahun.
Produksi kripik salak dari petani Primasembada Sleman bisa mencapai 1,25 ton per bulan. Petani salak Sleman dapat menghasilkan 2-3 ton salak per bulan. Petani sudah mampu memproduksi salak sepanjang tahun.
Melimpahnya produksi salak di Sleman membuat petani juga mengekspor buah segar. Ekspor buah salak segar menyasar Cina, Singapura, dan Hongkong.
Petani Primasembada mengembangkan salak di lahan dengan total seluas 300 hektar. Ada 26 kelompok tani yang tergabung dalam asosiasi Primasembada. Kelompok tani tersebut sudah terdaftar di Pemerintah Kabupaten Sleman.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Widi Sutikno menerangkan petani setempat mengembangkan salak pondoh, salak madu, dan salak gading. Petani salak tersebar di sejumlah kecamatan antaralain Tempel, Turi, dan Pakem.
Kecamatan penghasil salak terbesar adalah Kecamatan Turi. Sedikitnya terdapat 104 kelompok petani salak di Sleman yang masing-masing memiliki anggota sekitar 30-100 orang.
\