REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, inflasi Januari 2014 sebesar 1,07 persen, tak lepas dari terganggunya distribusi bahan pangan akibat banjir. Selain itu, pendorong inflasi lainnya adalah kenaikan harga elpiji tabung 12 kg.
"Distribusi sekarang lebih kuat pengaruhnya dibanding tahun lalu dan elpiji," ujar Suryamin dalam temu pers di kantornya, Senin (3/2). BPS merilis inflasi Januari 2013 adalah 1,03 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, banjir yang terjadi tahun ini lebih lama dibanding tahun sebelumnya. Akibatnya, distribusi barang menjadi terganggu. "Itu terlihat dari kenaikan harga-harga tadi yang sebagian harga pangan," kata Sasmito.
Terkait kenaikan harga elpiji 12 kg, Sasmito membenarkan kenaikan harganya telah direvisi. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg sebesar Rp 3.500 per kg per 1 Januari 2014. Akan tetapi, besaran kenaikannya direvisi per 6 januari 2014 menjadi Rp 1.000 per kg. "Walau cuma seminggu, tapi kan kecatat juga di kita (BPS)," ujarnya.
Berdasarkan penjelasan BPS, inflasi komponen energi pada Januari 2014 sebesar 2,63 persen. Dengan demikian, inflasi komponen energi untuk tahun kalender 2014 sebesar 2,63 persen dan inflasi year on year 26,80 persen. Sementara itu, komponen energi pada tahun ini memberikan sumbangan inflasi terhadap inflasi nasional sebesar 0,19 persen.