Kamis 30 Jan 2014 22:10 WIB

Neraca Perdagangan 2013 Diprediksi Surplus 800 Juta Dolar AS

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Djibril Muhammad
Muhamad Chatib Basri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Muhamad Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan neraca perdagangan Desember 2013 akan berada di kisaran 800 juta dolar AS. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, surplus tersebut merupakan lanjutan dari tren surplus neraca sejak Oktober 2013. 

Demikian disampaikan Chatib dalam seminar bertajuk 'Making 2014 The Year of Economic and Business Confidence' di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (30/1).

"Dalam tiga bulan, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah telah mengubah trade balance (neraca perdagangan)," ujar Chatib. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan Oktober 2013 mencatatkan surplus 42,4 juta dolar AS. Rinciannya, ekspor 15,71 miliar dolar AS dan impor 15,67 miliar dolar AS. 

Sedangkan neraca perdagangan November 2013 mencatatkan surplus yang lebih besar yaitu 776,8 juta dolar AS. Rinciannya, ekspor 15,93 miliar dolar AS dan impor 15,15 miliar dolar AS. 

Paket kebijakan yang dimaksud dalam paparan Chatib adalah paket kebijakan ekonomi jilid I dan II yang dikeluarkan pemerintah. 

Paket kebijakan jilid I dilansir 24 Agustus 2013 terdiri dari empat bagian: Pertama, memperbaiki neraca transaksi berjalan dan menjaga nilai tukar rupiah. Kedua, menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. 

Ketiga, menjaga daya beli masyarakat dan tingkat inflasi. Keempat, mempercepat investasi. Sedangkan paket kebijakan jilid II dilansir 9 Desember 2013, adalah penyesuaian tarif pemungutan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 atas impor barang tertentu dari semula 2,5 persen menjadi 7,5 persen.

Kemudian, fasilitas pembebasan dan pengembalian bea masuk atas impor untuk tujuan ekspor (d/h KITE).  Menurut Chatib, tren positif neraca perdagangan akan berimbas pada perbaikan defisit transaksi berjalan. 

"Saya tak terkejut jika current account deficit (defisit neraca transaksi berjalan) di bawah 3 persen pada kuartal IV," kata Chatib. 

Berdasarkan data Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan triwulan I 2013 tercatat 5,8 miliar dolar AS atau 2,6 persen dari PDB. 

Kemudian pada triwulan II dan triwulan III defisit transaksi berjalan berturut-turut 9,8 miliar dolar AS (4,4 persen dari PDB) dan 8,4 miliar dolar AS (3,8 persen dari PDB). 

Kepala Ekonom Bank BTN Agustinus Prasetyantoko mengatakan tren surplus neraca perdagangan berpotensi membuat defisit neraca transaksi berjalan di bawah 3 persen dari PDB sepanjang 2013. 

"Jika ini terjadi, didorong inflow (aliran modal masuk) pada neraca transaksi modal dan keuangan, maka neraca pembayaran surplus. Jika itu terjadi, market akan confidence (percaya diri)," kata Prasetyantoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement