Senin 27 Jan 2014 13:11 WIB

Besaran Lifting Minyak 2014 Direvisi

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
produksi minyak Indonesia
produksi minyak Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih mengkaji revisi target lifting minyak yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.

Revisi ini merupakan bagian dari revisi asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN 2014, yang akan diajukan ke Badan Anggaran DPR. "Kami masih mendiskusikan koreksi liftingnya. Tentunya mempertimbangkan masukan dari Kementerian ESDM dan SKK Migas," ujar Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Rofiyanto Kurniawan kepada ROL, Senin (27/1). 

Sebagai gambaran, dalam APBN 2014, target lifting minyak direncanakan sebesar 870 ribu barel per hari. Akan tetapi, Kementerian ESDM memperkirakan lifting minyak pada tahun kuda kayu ini diperkirakan sekitar 820 ribu barel per hari. 

Sementara realisasi lifting minyak secara kumulatif sepanjang 2013 adalah 825 ribu barel per hari atau lebih rendah 15 ribu barel per hari dibanding target APBN-P 2013 sebesar 840 ribu barel per hari.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Eko Listiyanto menilai permasalahan terkait lifting minyak tak lepas dari masalah fundamental yang mendera.  Persoalan utama adalah minimnya penemuan blok-blok minyak yang baru, untuk kemudian dieksplorasi.  "Sumur-sumur yang ada pun sudah tua," kata Eko.

"Dengan asumsi tidak banyak blok-blok baru yang ditemukan, secara alamiah lifting merosot 30 ribu sampai 40 ribu barel per hari setiap tahunnya," lanjut Eko.

Selain itu, Eko menyoroti minimnya investasi di sektor hulu perminyakan. Padahal, investasi dibutuhkan untuk mendorong penemuan blok-blok yang baru maupun peningkatan eksplorasi blok-blok yang telah digarap. "Mau tidak mau, perbaikan investasi mutlak untuk menarik investasi masuk," ujar Eko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement