Senin 27 Jan 2014 10:42 WIB

Brasil, Korea Selatan dan Meksiko Incaran Investor

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Djibril Muhammad
Bendera Korsel
Bendera Korsel

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Setelah melakukan sell-off di pasar negara berkembang dalam sepekan terakhir, banyak investor sedang mencari tempat untuk menyembunyikan dana mereka supaya aman dan tetap mencari peluang mendapatkan keuntungan yang besar.

Ahli Investasi Strategis di Wilmington Trust Investment Advisors, Clem Miller mengatakan itu berarti investor-investor akan mencari negara-negara yang memiliki dasar ekonomi dan stabilitas politik yang lebih kuat.

Dilansir dari Reuters, Senin (27/1), indeks acuan MSCI Emerging Market Index turun hampir empat persen selama lima menit perdagangan terakhir Jumat pekan lalu.

Itu disebabkan terjadinya aksi jual yang dramatis oleh Wall Street yang diperkirakan akan semakin jatuh pada Senin ini.

Investor telah menarik uang dari pasar modal dan saham negara berkembang mencapai 422 juta dolar AS sejak 22 Januari lalu, menurut laporan Lipper, sebuah perusahaan milik Thomson Reuters. Kerugian itu diperparah dengan anjloknya mata uang beberapa negara berkembang.

Di antara strategi yang dikejar untuk membatasi kerugian atau mengambil keuntungan dari kelemahan itu adalah banyak yang membeli saham atau eksposur singkat ke Brasil dan negara Amerika Latin.

Banyak investor yang membeli atau berinvestasi di perusahaan mid-cap sebab dipandang kurang terkait dengan gejolak perdagangan global.

Investor juga mengincar investasi di pasar ekspor negara-negara seperti Korea Selatan dan Meksiko yang duanggap memiliki prospek lebih baik dibandingkan pasar negara berkembang lainnya.

"Ini adalah waktunya melihat negara dan wilayah yang memiliki keunggulan dibandingkan negara (berkembang) lainnya," ujar Miller.

Investor akhir-akhir ini sering marah dengan kekacauan politik yang terjadi di sejumlah pasar modal dan saham negara berkembang, sebab saldo dan anggaran mereka ikut terganggu.

Penurunan ini dipicu tanda-tanda pelemahan yang ditunjukkan ekonomi Cina, termasuk kekhawatiran negara tersebut akhirnya akan menghadapi krisis utang.

Investor juga mengkhawatirkan berapa banyak uang panas yang akan berada di pasar sebab Federal Reserve AS menarik kembali program pembelian obligasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement