Senin 20 Jan 2014 17:07 WIB

Pengusaha: Distribusi Terputus, Harga Barang Melonjak

Rep: Nora Azizah/ Red: Nidia Zuraya
Bahan Pangan
Foto: ROL/Muda Saleh
Bahan Pangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalur Pamanukan yang terputus akibat musibah banjir beberapa waktu lalu menyebabkan distribusi pasokan pangan tersendat. Arus pengiriman menjadi tak stabil. Hal ini bisa memengaruhi naiknya harga.

"Kalau yang kami lihat tentunya ada kenaikan harga," kata Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani saat dihubungi ROL, Senin (20/1). Tersendatnya arus barang akan menyebabkan biaya pengangkutan meningkat.

Franky menjelaskan, apabila biaya tersebut meningkat otomatis harga barang akan naik. Namun bukan dari pabrikan, melainkan ketika sudah di tangan retail atau toko. Arus barang yang tersendat juga menyebabkan kelangkaan barang. Jalur yang terputus menyebabkan sebuah daerah terisolasi dan menyebabkan tak ada stok barang. Sehingga konsumen akan membeli barang dengan harga lebih tinggi.

Keadaan ini sudah pasti menyebabkan kerugian bagi pengusaha karena meningkatnya biaya logistik. Saat ini di Jakarta diprediksi sekitar 10 persen pasokan bahan pokok tersendat pendistribusiannya. Sehingga bahan makanan seperti makanan instan, bahan pokok, dan lainnya mengalami stok yang menipis. "Bila tak ada jalan keluar dari segi jalur pendistribusian, maka akan semakin menipis ketersediaan barang," kata Franky.

Pemerintah memang tidak bisa mengusahakan secara instan dalam hal perbaikan jalur. Namun setidaknya, kata Franky, ada pengalihan jalur apabila jalur utama mengalami kerusakan.

Menurutnya, pemerintah harus berkoordinasi mengalihkan jalur pendistribusian. "Kondisi cuaca seperti ini tidak hanya mempermasalahkan banjir. Gelombang laut yang tinggi juga perlu diperhatikan karena banyak barang yang seharusnya sudah menyebrang jadi tertunda," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement